Pada era globalisasi, dalam perekonomian tumbuh dan
berkembang berbagai macam lembaga keuangan.Salah satu diantara lembaga-lembaga
keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian
adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank.Bank merupakan lembaga
keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan
swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan
dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta
melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian
Untuk itu dalam
rangka menjaga agar industri perbankan, khususnya lembaga perbankan yang
beroperasi di Indonesia, diharapkan dapat menjalankan aktifitasnya dengan mengacu kepada
prinsip prudential banking. Dalam kaitan ini bank Indonesia sebagai regulator telah mengeluarkan ketentuan tentang penilaian
tingkat kesehatan bank melalui Surat Edaran BI Nomor 26/BPPP/1993
tanggal 23 Mei 1993. Aturan ini pada prinsipnya menghendaki
perbankan untuk tetap mengacu kepada tingkat kesehatan bank berdasarkan
penilaian kinerja bank.
Bank BUMN adalah
bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah
Republik Indonesia. Sebelum
terjadi krisis moneter, jumlah bank BUMN di Indonesia cukup banyak, namun
setelah periode krisis moneter jumlah bank BUMN hanya empat buah, yaitu Bank
Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Nasional (BTN)
dan Bank Mandiri yang berasal dari penggabungan Bank Dagang Negara (BDN), Bank
Ekspor Impor (Bank Exim), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo).
Operasi Bank BUMN tidak berbeda dengan bank umum lainnya. Kegiatan utama
bank ini tetap menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk
kredit. Sebelum ada deregulasi di bidang moneter, bank BUMN memang mendapat
perlakuan istimewa dari pemerintah.Hal ini menyebabkan banyaknya kredit macet
di bank pemerintah tersebut. Namun, setelah adanya deregulasi, perlakuan
istimewa tersebut tidak ada lagi sehingga bank BUMN pun harus bisa berkompetisi
dengan dana dari masyarakat.
Aset bank merupakan salah
satu indikasi besarnya kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut karena
aset adalah kumpulan dana dari masyarakat yang ditempatkan di bank dan kemudian
disalurkan sebagai pinjaman dan aset produktif lainnya.Sedangkan laba merupakan
salah satu indikasi untuk menilai pengelolaan bank.Apabila laba semakin besar,
maka berarti bank tersebut dikelola dengan benar.Berdasarkan tabel 1.2 tersebut dapat dilihat bahwa
jumlah asset dan laba keempat bank BUMN mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun.Asset terbesar diperoleh oleh Bank
Mandiri dengan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2008 sampai 2010,
dan laba terbesar diperoleh Bank Rakyat Indonesia. Sedangkan Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara meskipun
jumlah asset dan labanya tidak sebesar Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia,
namun asset dan labanya meningkat dari tahun ke tahun.
Selain asset dan laba, peningkatan yang
signifikan dari tahun ke tahun juga dapat dilihat pada modal, dana pihak ketiga
(DPK) dan jumlah kredit keempat bank BUMN.Hal ini berarti kinerja keuangan Bank
BUMN mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun.Aspek
permodalan bagi perbankan nasional sangatlah penting karena permodalan sangat
dibutuhkan dalam persaingan global.Semakin besar
modal, semakin tinggi tanggung jawab dan risiko yang ditanggung oleh pemilik.
Di samping itu permodalan bagi bank juga merupakan salah satu faktor penting
dalam rangka pengembangan usaha yaitu untuk menampung kerugian, hal tersebut
sesuai dengan fungsi modal bagi bank menurut Siswanto Sutojo (1997;39) dalam
bukunya Manajemen Terapan Bank, yaitu : (1) sebagai penunjang kegiatan operasi,
dimana bangunan, equipment, dan fasilitas fisik lainnya sebaiknya dibiayai
dengan dana jangka panjang, (2) sebagai fungsi regulatory yaitu permodalan bank
harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter, dan
(3) fungsi protective yaitu penyediaan modal untuk melindungi apabila bank
mengalami kerugian.
Selain modal, dana
pihak ketiga dan jumlah kredit merupakan indikator penting untuk menilai
tingkat likuiditas suatu bank. Bahkan
bagi dunia perbankan likuiditas merupakan faktor fundamental. Sebesar apapun
asset suatu bank jika kondisi likuiditasnya terancam, maka pada saat itu juga
bank akan mengalami kesulitan dalam penarikan dana yang dilakukan oleh pihak
deposan. Terlebih dalam menghadapi rush (penarikan dana serentak oleh
para deposan), bank harus menyiapkan dana likuiditas. Menurut Ibu Angel Gladys
Meruntu (bagian business developer officer Bank Mandiri Cabang Makassar), dalam
rangka meningkatkan likuiditas, bank Mandiri meningkatkan prinsip kehati-hatian
dan penambahan Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu tabungan, giro, deposito dengan
cara melakukan promosi melalui iklan, brosur,dan lain-lain. Selain itu cara
kedua dengan meningkatkan standar layananbank bagi nasabah.
Bank sebagai
lembaga keuangan harus mampu menjaga likuiditas dan solvabilitasnya karena
kedua rasio ini merupakan hal-hal yang dapat menentukan kemampuan bank untuk
membayar para deposannya.Suatu bank dapat dikatakan solvent apabila nilai asset
yang dimiliki lebih besar disbanding dengan nilai kewajibannya kepada deposan
maupun kreditur. Dalam kondisi pasar yang dinamis dan kompetitif, tingkat
profitabilitas bank sangat tergantung pada tingkat efisiensi, sehingga apabila
suatu bank tersebut tidak dapat dikelola secara efisien, maka bank tersebut
akan menderita kerugian. Oleh karena itu Bank Indonesia menetapkan ukuran kesehatan bank, yang dikenal dengan konteks CAMEL
(Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity).
Kinerja bank yang
menurun akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat karena pada dasarnya bank merupakan
industri yang dalam menjalankan usahanya memerlukan kepercayaan masyarakat
sehingga kesehatan bank harus diperhatikan. Untuk itu bank perlu menjaga
stabilitas kredit agar tidak menjadi kredit macet/bermasalah.Kredit bermasalah
yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena
harus membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga mengurangi jumlah
kredit yang diberikan oleh suatu bank.Menurut bapak Asdar(bagian Account
officer BNI Cabang Makassar)salah satu upayauntuk menyelamatkan kredit
bermasalah yaitu bank BNI menerapkan praktik kehati-hatian serta meningkatkan
kualitas asset,.Hasil operasi serta kondisi
keuangan BNI sangatdipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan di Indonesia.Kemampuan BNI dalam merestrukturisasi kredit
juga berdampak kepada tingkat dan hasil operasi BNI.BNI memilikirestrukturisasi
kredit yang dapat disesuaikan untuk debitur berdasarkan negosiasi dan
perjanjian antara debitur danBNI.
Selain Bank BNI kebijakan
restrukturisasi kredit juga diterapkan oleh bank Mandiri. Menurut Ibu Angel
Gladys Meruntu (bagian business developer officer Bank Mandiri Cabang Makassar)
restrukturing, mencakup perubahan struktur organisasi, manajemen, operasional,
sistem dan prosedur, keuangan, aset, utang, pemegang saham, legal dan
sebagainya.Restrukturing Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank
dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya pada Bank. Restrukturingdapat dilakukan dalam berbagai
cara, serta dapat dilakukan pada saat
kredit belum termasuk kriteria Non Performing Loan. Restrukturisasi kredit
bertujuan untuk penyelamatan kredit sekaligus menyelamatkan usaha debitur agar
kembali sehat.Restrukturisasi kredit dapat dilakukan apabila Bank mempunyai
keyakinan bahwa debitur masih mempunyai prospek usaha yang baik, dan mampu
memenuhi kewajibannya setelah kreditnya direstrukturisasi.Selain melalui
restrukturisasi kredit,bapak Marwan (bagian account officer BRI Cabang
Makassar) mengatakan untuk mengatasi kredit bermasalah dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan kredit dengan kemampuan bayar nasabah melalui syarat-syarat
yang telah ditetapkan pada masing-masing produk kredit
Alasan penulis
mengambil Bank BUMN sebagai objek penelitian karena keempat bank BUMN termasuk
sebagai bank dengan total asset terbesarsebagaimana dapat dilihat pada tabel
1.1 yang berisi tentang perkembangan
asset bank umum tahun 2008-2010 juga karena penulis ingin melihat kinerja 4
bank BUMN di Indonesia dengan memakai metode vertikal horizontal dan rasio
keuangan untuk melihat kinerja Bank mana di antara keempat Bank BUMN yang
memiliki kinerja yang bagus seperti yang telah dijelaskan di atas.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian melalui penulisan penelitian denganjudul“Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan Metode Vertikal-Horizontal dan
Rasio Keuangan Pada Bank BUMN di Indonesia dalam periode 2008-2010”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar