ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA (400)

 

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel kepemimpinan dan variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Batu 2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial variabel kepemimpinan  dan variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Batu. 3) Untuk mengetahui manakah yang dominan berpengaruh antara variabel kepemimpinan dan variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Batu

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatori (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel­-variabel melalui pengujian hipotesis. Variabel bebas adalah  X1 = Kepemimpinan, X2 = Budaya Organisasi dan variabel terikat adalah Kinerja Karyawan (Y). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik kuesioner, wawancara, dan observasi, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer ( SPSS 10.0 ), dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Secara simultan, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Batu. 2) Secara parsial, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi masing-masing berpengaruh terhadap kinerja karyawan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Batu. 3) Variabel Budaya Organisasi merupakan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Batu


 Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI KERJA (399)

 

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk menganalisis apakah kompensasi eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 2) Untuk menganalisis apakah lingkungan tempat kerja karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 3) Untuk menganalisis apakah kompensasi eksternal berpengaruh tidak langsung terhadap prestasi kerja karyawan melalui motivasi kerja pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 4) Untuk menganalisis apakah lingkungan tempat kerja berpengaruh tidak langsung terhadap prestasi kerja karyawan melalui motivasi kerja pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 5) Untuk menganalisis apakah kompensasi eksternal berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja karyawan Pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 6) Untuk menganalisi apakah lingkungan tempat kerja karyawan berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja karyawan Pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 7) Untuk menganalisis apakah kompensasi eksternal dan lingkungan kerja berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja karyawan pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 8) Untuk menganalisis apakah kompensasi eksternal dan lingkungan kerja berpengaruh tidak langsung terhadap prestasi kerja karyawan melalui motivasi kerja karyawan pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 9) Untuk menganalisis apakah kompensasi eksternal dan lingkungan kerja berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja karyawan pada  Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 10) Untuk menganalisis apakah motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja  karyawan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Variabel bebas adalah  X1 =    Kompensasi Ekstrinsik X2 =    Lingkungan di tempat kerja Karyawan, Z = Motivasi Kerja Karyawan dan variabel terikat adalah Prestasi Kerja Karyawan (Y). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Kuesioner, wawancara, dan observasi, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer  (SPSS), dengan teknik analisis Analisis Jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan variabel kompensasi (X1) terhadap variabel motivasi kerja karyawan (X3).  2)  Terdapat pengaruh yang signifikan variabel lingkungan kerja (X2) terhadap variabel motivasi kerja karyawan (X3). 3) Terdapat pengaruh yang signifikan variabel kompensasi (X1) terhadap variabel prestasi kerja (X4). 4) Terdapat pengaruh yang signifikan variabel lingkungan kerja (X2) terhadap variabel prestasi kerja (X4). 5) Terdapat pengaruh yang signifikan variabel motivasi kerja karyawan (X3) terhadap variabel prestasi kerja (X4). 6) Berdasarkan analisis statistik inferensial variabel Kompensasi dan Lingkungan Kerja berpengaruh simultan atau secara bersama-sama terhadap Motivasi Kerja karyawan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 7) Berdasarkan perhitungan stastistik inferensial menunjukkan bahwa variabel Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja berpengaruh simultan atau secara bersama-sama terhadap Prestasi Kerja di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 8) Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis path diperoleh hasil bahwa variabel kompensasi (X1), lingkungan kerja karyawan (X2), dan motivasi kerja karyawan (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan (X4) secara langsung maupun tidak langsung. Pada hipotesis ini juga terjadi pengaruh tidak langsung, yaitu : variabel kompensasi (X1) mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap variabel prestasi kerja karyawan (X4) melalui variabel motivasi karyawan (X2); dan variabel lingkungan kerja (X2) mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap variabel prestasi kerja karyawan (X4) melalui variabel motivasi karyawan (X2); pengaruh variabel kompensasi (X1) dan lingkungan kerja (X2) terhadap prestasi kerja karyawan (X4) melalui variabel motivasi kerja karyawan (X3). 9) Dari model akhir menunjukkan bahwa koefisien path variabel kompensasi (X1) mempunyai nilai koefisien yang paling tinggi dari variabel lainnya dalam mempencaruhi variabel prestasi kerja karyawan (X4) Hal ini menunjukkan bahwa untuk memotivasi kerja karyawan lebih cenderung pada motivasi yang bersifat ekstrinsik. Artinya bahwa motivasi kerja karyawan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Probolinggo lebih dipengaruhi oleh besar kecilnya kompensasi yang dapat diterimanya.

 Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT YANG DILAYANI PADA KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (KPTSP) (398)

 

Instansi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) Kabupaten Blitar adalah merupakan suatu instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pengurusan perizinan dan non perizinan, terkait dengan usaha ataupun kegiatan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat yang memerlukan legalitas dari pemerintah. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh KPTSP disertai dengan semangat kerja dari pegawai yang ada akan sangat mempengaruhi kepuasan dari masyarakat yang dilayaninya. Pelayanan yang berkualitas serta semangat kerja yang tinggi tentunya akan memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan pemerintah daerah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis, (1) pengaruh kualitas pelayanan dan semangat kerja pegawai pada KPTSP Kabupaten Blitar secara simultan terhadap kepuasan masyarakat yang dilayaninya, (2) pengaruh kualitas pelayanan dan semangat kerja pegawai pada KPTSP Kabupaten Blitar secara parsial terhadap kepuasan masyarakat yang dilayaninya, (3) diantara dua variabel tersebut manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan masyarakat yang dilayaninya.

Jenis penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan menggunakan pengujian hipotesis. Jenis penelitian survei ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab-akibat tersebut adalah : Kualitas Pelayanan (X1), Semangat Kerja Pegawai (X2)  terhadap Kepuasan Masyarakat Yang Dilayani (Y).

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas Pelayanan (X1) dan Semangat Kerja Pegawai (X2) terhadap Kepuasan Masyarakat Yang Dilayani (Y) dengan nilai Fhitung sebesar 119,306 dengan nilai signifikan sebesar 0,000, (2) secara parsial X1 berpengaruh secara signifikan terhadap Y hal ini dibuktikan dengan nilai t value  sebesar 10,594, dengan taraf signifikasi sebesar 0,000, sedangkan secara parsial X2 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Y hal ini dibuktikan dengan nilai t value  sebesar 0,246, dengan taraf signifikasi sebesar 0,806, (3) sedangkan dari kedua variabel tersebut yang paling dominan mempengaruhi terhadap Y adalah variabel Kualitas Pelayanan (X1) dengan nilai beta X1 sebesar 0,829 lebih besar jika dibandingkan dengan nilai beta pada variabel Semangat Kerja Pegawai (X2) sebesar 0,019.

Berdasarkan temuan dari penelitian tersebut disarankan kepada :       (1) pegawai KPTSP untuk dapat lebih meningkatkan lagi semangat kerjanya sehingga dapat lebih meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayaninya, (2) Kepala KPTSP agar dapat mengusulkan penambahan personil, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat lebih optimal, (3) perlu adanya penaambahan sarana penunjang kegiatan oprasional lapangan, seperti mobil oprasional sehingga dapat memperlancar pelayanan kepada masyarakat, (4) perlu adanya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia berupa pelatihan-pelatihan khususnya dibidang pelayanan masyarakat, (5) perlu adanya penghargaan kepada pegawai KPTSP misalnya berupa peningkatan jenjang karier maupun peningkatan kesejahteraan sehingga dapat memacu peningkatan semangat kerja pegawai.  

  Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN PEGAWAI DI ... (397)

 

Kepuasan kerja (job satisfaction)  menunjukkan  sikap umum  seorang individu.  Apakah variabel-variabel gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi memiliki pengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Probolinggo? Apakah variabel-variabel gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi memiliki pengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Probolinggo? Dan diantara variabel-variabel gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi memiliki pengaruh dominan  terhadap kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Probolinggo.  Seorang  dengan  sikap  kepuasan  tinggi menunjukkan sikap  yang positif terhadap kerja,  seseorang  yang  tidak  puas terhadap  pekerjaannya  menunjukkan sikap  yang  negatif terhadap  pekerjaan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Probolinggo, dan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dari bulan Pebruari sampai dengan Maret 2009 dengan populasi seluruh pegawai yang berjumlah 47 orang. Karena jumlah populasi yang relatif sedikit, maka tidak dilakukan pengambilan sample dan seluruh populasi dijadikan subyek penelitian yang berjumlah 47 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi, serta teknik analisa data menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian membuktikan bahwa variable-variabel  gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi memiliki pengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Probolinggo, variabel-variabel gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi memiliki pengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Probolinggo dan variable gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh dominan  terhadap kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Probolinggo. Kepemimpinan memiliki kontribuasi yang lebih besar daripada budaya organisasi terhadap perubahan yang terjadi pada kepuasan kerja pegawai di Kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Probolinggo.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menyarankan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan transformasional agar dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Namun demikian juga perlu diperhatikan bahwa kualitas dari budaya kerja yang ada dalam organisasi juga diperlukan agar kepuasan kerja bisa dicapai secara optimal.

 Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

PENGARUH DIKLAT KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT TEKNIS TERHADAP KINERJA PEJABAT STRUKTURAL PADA ... (396)

 

Perubahan yang terjadi dalam era globalisasi dewasa ini, menuntut organisasi untuk selalu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar dapat bertahan. Salah satu upaya strategis yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ini adalah melalui Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT).

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah, (1) Untuk mengetahui pengaruh Diklat Kepemimpinan dan Diklat Teknis secara simultan terhadap kinerja Pejabat Struktural pada Lingkup Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar, (2) Untuk mengetahui pengaruh  Diklat Kepemimpinan dan Diklat Teknis secara partial terhadap kinerja Pejabat Struktural pada Lingkup Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar, (3) Untuk mengetahui manakah yang dominan berpengaruh antara Diklat Kepemimpinan dan Diklat Teknis terhadap kinerja Pejabat Struktural pada Lingkup Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar.

 

Jenis Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitin kuantitatif. Penelitian survey yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Jenis penelitian survey ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab-akibat tersebut adalah Diklat Kepemimpinan (X1) dan Diklat Teknis (X2) terhadap Kinerja Pejabat Struktural (Y).

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara Diklat Kepemimpinan dan Diklat Teknis secara bersama-sama/ simultan terhadap kinerja Pejabat Struktural pada lingkup Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000, (2) Diklat Kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pejabat Struktural pada lingkup Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,275, sedangkan Diklat Teknis secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pejabat Struktural pada lingkup Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000, (3) didapatkan variabel yang dominan adalah variabel Diklat Teknis dengan nilai betanya 0,666 lebih besar dari daripada nilai beta variabel Diklat Kepemimpinan 0,142.

Berdasarkan temuan penelitian ini disarankan kepada : (1) Bagi pejabat struktural baik yang Kepala SKPD ataupun Non Kepala SKPD untuk lebih meningkatkan kompetensinya melalui diklat-diklat teknis yang sesuai dengan bidang tugas masing-masing sehingga dalam pelaksanaan tugas lebih profesional,  (2) Bagi Kepala SKPD hendaknya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Staf untuk mengikuti berbagai macam diklat dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan di bidang masing-masing, (3) Bagi pengelola diklat agar meningkatkan kualitas dari pelaksanaan diklat  utamanya diklat kepemimpinan, sehingga hasil dari pelaksanaan diklat betul-betul dapat mencapai sasaran dan tidak hanya sesuatu yang bersifat formalitas saja, (4) Untuk mengukur keberhasilan kinerja pajabat strktural di lingkup kantor sekretariat daerah Kabupaten Blitar dapat dilihat dari pengaruh diklat kepemimpinan dan diklat teknis, (5) Bagi peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja pejabat struktural sehingga menambah wawasan yang lebih luas.

 Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ... (395)

 

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor-faktor motivasi yang terdiri dari kondisi kerja, kebersamaan, penghargaan, pengembangan terhadap kinerja pegawai UPTD TK/ SD dan PLS Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang secara simultan. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor-faktor motivasi yang terdiri dari kondisi kerja, kebersamaan, penghargaan, pengembangan terhadap kinerja pegawai UPTD TK/ SD dan PLS Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang secara parsial. 3) Untuk menganalisis faktor-faktor motivasi yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai UPTD TK/ SD dan PLS Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang

Penelitian ini menggunakan prespektif, penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, dengan melalui survei untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap kinerja pegawai. Variabel bebas adalah motivasi kerja (X) yang meliputi  Kondisi kerja (X1), Kebersamaan                   (X2),  Penghargaan (X3), Pengembangan (X4) dan variabel terikat adalah kinerja  karyawan (Y). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Kuesioner dan Dokumenter, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer  ( SPSS 10.0 ), dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) Secara keseluruhan 4 (empat) variabel bebas yang dimasukkan dalam penelitian ini terbukti secara simultan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat kinerja karyawan.  Artinya variabel kondisi kerja, kebersamaan, penghargaan, dan pengembangan terbukti secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada UPTD TK/ SD dan PLS Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. b) sedangkan secara parsial, Variabel Kebersamaan tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat kinerja karyawan, c) variabel penghargaan merupakan variabel yang dominan dalam mempengaruhi kinerja kayawan pada UPTD TK/ SD dan PLS Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.


 Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

PENGARUH PERILAKU DAN BUDAYA KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN ... (394)

 

Corporate culture dalam perkembangannya selaras dengan tantangan terkini membentuk perilaku anggota organisasi yang ada di dalamnya. Implikasinya akan mengerucutkan perilaku anggota pada satu tujuan organisasi, sehingga berpengaruh pada kinerja serta mendukung obsesi operator local, regional dan global melalui system on line service. Organisasi government or non government dalam perkembangannya akan dipengaruhi oleh perkembangan global yang sekarang menjangkiti seluruh penjuru dunia. Persaingan disegala bidang kehidupan tampak semakin ketat dan meruncing, banyak cara digunakan oleh suatu organisasi untuk bisa bersaing dan kalau perlu menjatuhkan organisasi lainnya, tentunya dengan cara-cara yang tidak sehat.

Indonesia sendiri telah membuka diri untuk senantiasa mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati bersama diantara negara-negara yang mensepakati sistem tersebut seperti penetapan standart kualitas perdagangan internasional (ISO 2000 dan lain-lainnya). Sehingga harus berjuang mentransformasi nilai-nilai global dalam organisasi agar mampu survife dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Transformasi yang telah dipersiapkan membentuk perubahan corporate culture dari Asset Based Company menuju Customer Centric Company. Upaya memenangkan pasar ini tidak hanya demi kepentingan lokal, tetapi juga demi kepentingan nasional, mengingat pemerintah sebagai regulator terhadap  semua kebijakan.

 

Ensor et at., (2001) dalam penelitiannya, menyatakan bahwa variabel-variabel dorongan organisasi, dorongan supervisi, dukungan kelompok kerja, kebebasan, Sumber daya yang memadai, pekerjaan yang menantang, tekanan beban kerja, halangan organisasi, rekrutmen dan pelatihan mendukung kreativitas dan penemuan pengetahuan yang mendorong anggota organisasi untuk berkinerja optimal dengan imbalan penghargaan. Mereka menginternalisasikan visi dalam budaya kerja yang dianut. Beban kerja yang berlebih justru dapat memacu anggota organisasi memunculkan ide-ide baru yang kreatif. Pada variabel halangan organisasi, tidak dijumpai adanya struktur organisasi yang kaku. Kesimpulannya, implementasi nilai-nilai budaya (culture velue) berjalan efektif.

Implementasi nilai budaya membutuhkan komitmen pegawai yang selaras dengan tujuan organisasi, sekaligus membimbing karyawan untuk sharing dengan rekan kerja dalam menciptakan perilaku dan kondisi kerja yang sehat serta suasana kompetitif yang positif dan memudahkan munculnya spontanitas kreatifitas untuk menciptakan sesuatu yang baru, mengembangkan secara berkesinambungan sumber daya manusia yang dimiliki sampai mencapai tingkat potensi tertinggi mereka. Sehingga transformasi budaya kerja memiliki  karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Bass dan Avolio (1994), Avolio, Waldman, dan Yammarino (1991), yakni: (1) Individualized Consideration, (2) Intellectual Stimulation, (3) Inspiration-J Motivation, dan (4) Idealized Influence, dan mampu membangun perilaku manusia berbasis kultur organisasi pembelajar. Organisasi perlu terbuka dan rasa saling percaya terhadap gagasan dan pengetahuan baru melalui budaya knowledge sharing dan pembelajaran yang memfasilitasi dialog serta menghargai setiap pemikiran dan inovasi yang berpengaruh terhadap kinerja individu dan selanjutnya meningkatkan kinerja organisasi.

Dinas Pendapatan daerah Daerah Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu Dinas Penghasil, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang pendapatan daerah. Hal ini dituntut peningkatan kualitas SDM serta sistem kerjanya. Kebijakan pengembangan diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kinerja, pencapaian kepuasan pelanggan, memaksimalisasi nilai organisasi, pengembangan pola pikir inovatif serta perilaku kompetitif. Dalam upaya menerapkan aspek transparansi dalam setiap pengambilan keputusan, beberapa contoh telah dicapai oleh Dinas antara lain melalui pengembangan infrastruktur informasi berupa intranet dan knowledge management. Khusus untuk knowledge management, merupakan sarana karyawan dalam menyampaikan berbagai informasi berupa tulisan, ide-ide, atau gagasan sehingga informasi tersebut dapat diakses oleh setiap karyawan. Untuk ide-ide atau inovasi yang bagus dan dapat direalisasikan, akan diberikan penghargaan oleh manajemen

Kondisi organisasi yang sudah teratur sengan system yang ada, bisa mengendalikan organisasi secara baik, artinya tidak semata-mata karena individu seseorang, namun karena tata nilai yang telah dibangun melalui sistem organisasi yang relative mapan dan teratur, sehingga bergantinya seorang pegawai relative tidak mengganggu kinerja karyawan untuk bisa mencapai tujuan organisasi.

Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam kelompok, termasuk didalamnya sebuah organisasi pemerintahan, didalamnya pasti terjadi hubungan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam suatu system walaupun disadari bahwa kondisi di Indonesia factor kepegawaian punya peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena dengan kepegawaian itulah maka organisasi dapat menggerakkan bawahan atau karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

Keadaan yang demikian ini tentunya menuntut upaya penataan kembali serta pengembangan manajemen serta dibutuhkan seorang pegawai yang bisa menyesuaikan dengan cepat terhadap segala perubahan dan perkembangan teknologi yang begitu ketat serta perubahan lingkungan yang begitu tidak menentu.

Kebutuhan akan seorang pegawai yang handal dalam segala bidang memang sangat diidam-idamkan organisasi, apapun bentuk dan tujuan dari organisasi tersebut. Mengapa kebutuhan pegawai ini menjadi begitu urgen dalam sebuah organisasi. Thoha (1983 : 1) menyatakan suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal besar ditentukan oleh kepegawaiannya. Hal ini senada dengan pendapat Siagian (1989 : 28) yang menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar organisasi ditentukan oleh kualitas kepegawaian yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas mengendalikan organisasi itu.

Disamping kualitas kepegawaian yang harus dimiliki oleh seorang pegawai sebagaimana diungkapkan oleh Siagian tersebut, maka seorang pegawai harus bisa menyediakan sarana yang dibutuhkan, dan memberi peluang kesempatan berkembang bagi organisasi yang dipimpinnya, sehingga dalam upaya menjalankan fungsi kepegawaiannya dapat berhasil dengan baik. Tannenbaum dalam Dhanna (1994 : 99) menyatakan bahwa Kepegawaian dipandang sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi kearah tercapainya suatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.

Pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan dalam organisasi lebih diartikan sebagai nilai budaya. Sebagaimana dikatakan Dharma (1994 : 113) dalam memahami model Fiedler, cenderung kembali pada satu kontinum perilaku, yaitu perlaku yang berorientasi tugas dan perilaku yang berorientasi hubungan. Dua perilaku di atas sebagai representasi dari cara seseorang membawakan diri dan menarik untuk dikembangkan sebagai variabilitas pendukung karakter individu.

Siagian (1997 : 307) menyatakan bahwa pemeliharaan hubungan memerlukan komunikasi yang efektif. Terlepas dari besar kecilnya suatu organisasi, menyelenggarakan komunikasi secara terus mencrus merupakan suatu keharusan untuk membentuk perilaku yang konsisten, yang pada akhirnya akan membentuk nilai (velue) yang bisa diterima oleh orang lain. Dengan nilai tersebut membentuk keyakinan (belief) secara alami dan diterima oleh anggota organisasi tersebut.

Aktivitas sangat menekankan pentingnya komunikasi antar pribadi yang efektif. Pegawai menyediakan informasi yang harus dipahami mereka memberi perintah dan instruksi yang harus dipatuhi dan dipelajari dan mereka  berusaha mempengaruhi dan membujuk (yang, harus diterima dan dilakukan). Oleh karena itu cara berkomunikasi baik sebagai pengirim maupun sebagai penerima sangat penting untuk meningkatkan prestasi kerja (Gibson, Ivancevich dan Donnelly ; 1993 : 113 ).

Terkait dengan pendapat di atas maka cerminan perilaku konsisten yang diakomodir dalam budaya organisasi seseorang dapat mentransformasikan segala ide, gagasan yang inovatif bagi organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara menyeluruh yang dimanifestasikan sebagai prestasi kerja dari organisasi itu sendiri. Dari pola pikir inilah maka sangat menarik mengambil topik sebagai berikut  Pengaruh perilaku dan budaya kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Daerah Kabupaten Probolinggo

  Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger