BAB I PENDAHULUAN
l.l. Latar Belakang Masalah
Seorang manajer adalah orang yang melakukan sesuatu melalui
orang lain, dengan membagi dan mengalokasikan tugas-tugas kepada
bawahannya. Keberhasilan manajer ditentukan oleh seberapa jauh
karyawannya menjalankan tugas yang telah diberikan degan baik.
Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya
dengan baik, mungkin juga tidak. Namun, bila tugas yang dibebankan kepada karyawan tidak bisa terlaksana dengan baik,
maka manajer perlu menganalisis apa
penyebabnya. Dalam hal ini, kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi adalah, pertama, karyawan memang
tidak mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Kedua, karyawan tidak mempunyai motivasi untuk bekerja dengan baik.
Kemungkinan yang ketiga, bisa jadi
merupakan kombinasi atau gabungan dari kedua faktor tersebut
Menjelang tibanya era perdagangan bebas, pada tahun 2003
ini, karyawan dituntut untuk selalu bekerja tidak hanya sekedar untuk
mencari nafkah dan menghidupi diri sendiri dan keluarganya serta mencapai
tujuan produksi. Akan tetapi, mereka harus bekerja agar perusahaan dapat
tumbuh dan berkembang menghadapi persaingan dengan perusahaan lain. Para
pemimpin perusahaan yang menekankan pada pendekatan ekonomi akan berangkat
dengan asumsi bahwa karyawan perusahaan akan bekerja secara optimal bila
mereka mendapat imbalan yang cukup baik dalam bentuk uang maupun imbalan
lainnya seperti kendaraan, tempat tinggal, bonus dan sebagainya. Pada kondisi
globalisasi seperti saat ini, asumsi ini belum cukup karena imbalan saja tidak
menjamin karyawan bekerja secara optimal.
Pemanfaatan kemampuan karyawan dengan optimal dapat
dilakukan dan mampu menyatukan pandangan dari sifat dan karakter yang
berbeda-beda dari setiap karyawan pada suatu tujuan, yaitu tujuan perusahaan.
Berkaitan dengan hal itu, tugas manajer adalah memiotivasi para karyawan
agar bekerja sesuai dengan upaya pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan manajer
memotivasi, mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi dengan para karyawannya atau menentukan sejauh mana efektifitas leadership seorang
manajer.
Robbins (1997) mendefinisikan motivasi sebagai keinginan
untuk menggunakan
usaha yang maksimal dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, dikondisikan
oleh kemampuan berbagai program dan praktek motivasional untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu. Dalam hal
ini perlu ditekankan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan motivasi utama dalam pernyataan Quality of Work Life yang
diterjemahkan menjadi kualitas kehidupan kerja dalam berbagai artikel dan
jurnal.
Karyawan yang bekerja dengan motivasi tinggi merupakan
harapan perusahaan. Karyawan yang memiliki motivasi untuk bekerja tidak sama dengan
orang yang bekerja dengan motivasi yang tinggi. Karyawan yang bekerja dengan
motivasi tinggi ini pada umumnya beranggapan bahwa bekerja hanya karena
harus mematuhi kebutuhan yang vital bagi diri dan keluarganya. Hal Inilah yang
disebut dengan motivasi ekstrinsik (As'ad, 1991). Karyawan dengan perilaku
seperti ini tidak termotivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan memiliki Quality
of Work Life yang mempengaruhi kualitas kehidupannya. Dengan demikian,
yang dibutuhkan organisasi adalah karyawan yang bekerja dengan motivasi yang
tinggi yaitu merasa senang mendapat kepuasan dalam pekerjaannya.
Dengan terciptanya kepuasan kerja jaryawan maka akan
diharapkan terjadh peningkatan mutu pelayanan karena bila karyawan
merasa puas dan senang dalam bekerja akan dapat melakukan tugasnya dengan
baik dan tulus dalam menjalankan apa yang menjadi kewajibannya. Selain
itu, kepuasan kerja akan membawa dampak para turnover, absensi, kinerja
karyawan. serikat kerja, keterlamb atan kerja, dan vaktu-waktu luang yang ada.
Bertolak dari uraian diatas, dalam kesempatan ini penulis bermaksud mengkaji
sejauhmana pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap prestasi kerja karyawan
dalam suatu organisasi khususnya organisasi perusahaan. Kajian studi ini
selanjutnya akan di wujudkan dalam bentuk penelitian tesis (internship) dengan
judul “PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI DITINJAU DARI SISI FINANSIAL,
PSIKOLOGI, DAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN. STUDI KASUS
DI PT. BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar