Contoh Tesis Manajemen : Analisis Pengaruh Job Stressor Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Batu Bara (68)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan atau organisasi dituntut untuk dapat menggunakan sumber daya   yang  dimiliki   seoptimal   mungkin,   dalam   arti   perusahaan   harus   dapat menciptakan  keunggulan  kompetitif,  sehingga  diharapkan dapat  menghadapi  para pesaingnya.  Salah satu  permasalahan  yang  dihadapi  perusahaan  atau  organisasi adalah mencari metode yang tepat untuk mengatur dan  mengkoordinasikan sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Meskipun terdapat banyak  teori tentang manajemen  sumber  daya  manusia, namun  pada  prakteknya  untuk  mencapai  hal tersebut bukan merupakan satu hal yang mudah, sebab sumber daya manusia ini terdiri dari berbagai manusia dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Pada zaman sekarang banyak organisasi yang mengubah konsep operasional dalam manajemen sumber daya manusia, yang dulunya organisasi memperlakukan pegawai secara individu tetapi sekarang para pegawai tersebut diperlakukan sebagai bagian dari suatu kelompok atau tim  kerja dalam suatu kelompok, dengan tujuan dapat mengoptimalkan  aspek  sosial,  teknis  serta  kinerja  dari  individu  itu  sendiri dalam lingkungan kerja.  Dalam suatu kelompok atau tim kerja terdiri dari berbagai macam individu dengan berbagai latar belakang, pendidikan, dan sifat yang berbeda sehingga konflik dapat muncul setiap saat. Jika suatu konflik tidak dapat terselesaikan dengan baik, maka akan dapat berdampak buruk bagi kelompok secara langsung maupun kinerja organisasi secara tidak langsung.


Di samping, konflik dapat terjadi pada setiap  organisasi, maka konflik dapat menyebabkan akibat bagi organisasi tersebut. Akibat itu, dapat merupakan hal yang negatip, tetapi dapat juga merupakan hal yang positip, bergantung bentuk konflik itu sendiri. Pada hakikatnya konflik tidak bisa  dihindari tetapi bisa diminimalkan agar konflik  tidak  mengarah keperpecahan,  permusuhan  bahkan  mengakibatkan  suatu organisasi mengalami kerugian. Tetapi jika konflik dapat diolah dengan  baik maka suatu  organisasi  memperoleh keuntungan  yang  maksimal  seperti  menciptakan persaingan sehat antar karyawan. Jadi, pihak manajemen harus dapat menangkap gejala-gejala dan indikator-indikator konflik yang berdampak konstruktif dan konflik yang berdampak destruktif. Pihak manajemen harus benar-benar jeli dalam melihat, memperhatikan  dan  merasakan  perilaku-perilaku karyawannya  agar  konflik  yang berdampak negatip dapat ditekan

Stres dan konflik merupakan salah satu masalah yang mungkin timbul dalam organisasi. Hal tersebut bisa disebabkan adanya ketidakpuasan pegawai terhadap apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan dalam lingkungan kerja, bisa juga terjadi di luar  lingkungan  kerja pegawai.  Stress   bisa  terjadi  karena  faktor-faktor  yang menyebabkannya, atau bisa juga disebut job stressor. Stres merupakan suatu kondisi ketegangan   yang   mempengaruhi  emosi,   proses   berpikir,   dan   kondisi   mental seseorang. Konflik  kerja  dalam organisasmerupakan  ketidaksesuaian antara  dua individu atau kelompok dalam suatu perusahaan atau organisasi yang timbul karena ada kenyataan bahwa pihak satu dengan yang lain harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan kerja dan atau kenyataan kedua belah pihak mempunyai status, tujuan, nilai-nilai, dan persepsi yang berbeda-beda.  Job stressor dan konflik kerja dapat  menimbulkan  dampak  yang  positip  dan  negatip  terhadap organisasi  atau perusahaan, itu semua tergantung pada sifat stres pekerjaan dan konflik itu sendiri dan bagaimana cara mengatasinya. Konflik dapat berperan positip (fungsional), tetapi dapat pula berperan negatip (disfungsional). Ini berarti konflik harus dapat dikelola sebaik-baiknya, karena  potensial untuk dapat berkembang “positip” dan ”negatip” dalam kegiatan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Job stressor dan konflik kerja merupakan masalah yang timbul pada pegawai pada  Dinas Pekerjaan  Umum  Pemerintah  Kabupaten  Batu  Bara.  Masalah  yang dihadapi pegawai bisa  bersifat sementara atau jangka panjang, ringan, atau berat, tergantung seberapa besar kekuatan dan kemampuan pegawai dalam menghadapinya. Apabila setiap persoalan yang ada pada Dinas Pekerjaan Umum dapat terselesaikan dengan baik, maka akan meningkatkan kinerja pegawai, yang  pada gilirannya akan dapat menimbulkan dampak    positip bagi Dinas Pekerjaan Umum dalam meningkatkan kinerjanya, sebaliknya, apabila masalah-masalah tersebut tidak dapat terselesaikan dengan baik, maka akan dapat menurunkan  kinerja pegawai, karena masalah  yang  terjadi  secara  terus  menerus  dan dihadapi  oleh   pegawai   dapat menimbulkan stress dan konflik       yang berkepanjangan sehingga akan    dapat menimbulkan dampak yang negatip.

Pada dasarnya kinerja pegawai merupakan cara kerja pegawai dalam suatu perusahaan atau  selama  periode  tertentu.  Suatu  organisasi  atau  perusahaan  yang memiliki pegawai yang kinerjanya baik maka besar kemungkinan kinerja organisasi atau perusahaan tersebut juga baik, sehingga dalam hal ini terdapat hubungan yang sangat  erat  antara  kinerja individu  (pegawai)   dengan  kinerja  organisasi  atau perusahaan, hal ini juga berlaku bagi pegawai negeri yang  bekerja  di Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota, maupun Pemerintah Kabupaten.

Kabupaten Batu Bara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia yang memiliki beberapa dinas-dinas sebagai pelaksana  kebijakan pemerintah  di  antaranya adalah  Dinas  Pekerjaan  Umum.  Kabupaten  Batu  Bara sebagai  sebuah   kabupaten yang baru  berdiri  perlu  membangun  infrastruktur- infrastruktur demi jalannya  pembangunan di kabupaten tersebut.   Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batu Bara  bekerja di berbagai bagian atau sub dinas, dimana bagian bagian tersebut saling berhubungan, dan dari beberapa bagian tersebut terdapat  banyak  sekali  perbedaan-perbedaan  dari pendapatan,  gaji,  kondisi  kerja, mutu supervisi, tantangan tugas, sampai pada perbedaan jabatan yang tercakup dalam kebutuhan-kebutuhan dasar manusia seperti yang dikemukakan Maslow, di mana perbedaan-perbedaan tersebut disebabkan adanya perbedaan bidang pekerjaan suatu individu pegawai/pegawai tersebut.

Fenomena melatarbelakangi penelitian ini adalah tingginya beban kerja di Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Batu Bara  menimbulkan job stressor dan konflik kerja  yang  pada  akhirnya  dapat  menurunkan  kinerja  pegawai.  Job  stressor  yang paling nyata adalah stressor yang datang dari individu dan stressor yang datang dari lingkungan kerja, maupun stressor yang  bersumber  dari teknis maupun non-teknis, misalnya  perbedaan  nilai kompensasi  di  luar  gaji  yang  berbeda  antara  seorang pegawai dengan pegawai lain di mana banyak pegawai merasa  banyak melakukan pekerjaan tetapi kompensasi yang mereka terima lebih kecil dari pegawai yang sedikit pekerjaannya,  demikian  pula  dari  segi promosi  dimana  banyak  pegawai  merasa pengangkatan pimpinan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batu Bara baik sebagai kepala  seksi, kepala bagian dan lain lain, bukan dinilai dari kinerja tetapi dikarenakan pegawai tersebut  mempunyai kedekatan hubungan dengan pimpinan. Kinerja pegawai dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batu Bara juga sangat rendah hal ini ditunjukkan dengan waktu penyelesaian pekerjaan  yang cukup lama khususnya apabila pekerjaan tersebut berhubungan dengan administrasi, Dinas PU Kabupaten Batu Bara harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan untuk setiap proyek yang sedang berjalan, laporan mingguan ini sering baru selesai setelah dua minggu demikian juga  dengan laporan bulanan tidak pernah selesai pada waktu yang telah ditetapkan,  pada  umumnya   rendahnya  kinerja  ini  disebabkan  oleh  rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang  bekerja di kantor ini, khususnya apabila berhubunga dengan   komputer   dan   penyusunan   anggaran   keuangan   ataupun pembukuan.

Konflik  yang  timbul  terjadi  antara  unit  kerja  dan  antar  seksi  (intergroup conflict), karena beranggapan bahwa seksi atau bagian kerja merekalah yang paling memiliki target yang terlalu besar dan beranggapan seksi lain memiliki target yang terlalu kecil. Hal ini dapat  menimbulkan kecumburuan dan rasa ketidakadilan oleh pegawai.

Adanya berbagai bentuk stres pekerjaan, konflik kerja, perbedaan tanggapan atau pengelolaan konflik individu dan akibatnya terhadap kinerja pegawai di Dinas Pekerjaan  Umum   Kabupaten   Batu   Bara   tersebut,   mendorong   peneliti   untuk melakukan penelitian dengan judul:  “Analisis Pengaruh job stressor dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Batu Bara”.
Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger