Contoh Tesis : Analisis Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar Manusia) Dan Kondisi Fisik Lingkungan Terhadap Etos Kerja Dan Kinerja Karyawan Dedy Jaya Plaza Tegal (Kode:58)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perusahaan semakin berorientasi pada pelanggan dan perubahan berskala besar. Perubahan besar akan selalu berkaitan dengan penentuan strategi. Salah satu strategi yang dapat  ditempuh adalah  dengan  membentuk  sdm  yang  mampu  bekerja  secara  bersama-sama selain itu perusahaan perlu memberikan kondisi  lingkungan yang membuat karyawan nyaman bekerja, sehingga akan dapat menciptakan suatu kelompok kerja  yang solid dan memiliki etos kerja yang tinggi, dimana pada akhirnya akan membentuk sikap serta perilaku karyawan sesuai dengan visi dan misi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Berkaitan  dengan  pengelolaan  organisasi  dalam  mencapai  tujuannya,  Hersey  dan Blanchard (2000) menyatakan bahwa pemanduan tujuan organisasi dan efektivitas mewujudkan tujuan organisasi mesti didukung  oleh semua pihak dalam organisasi, inilah yang disebut ” pemanduan tujuan yang sesungguhnya .  Pihak-pihak  yang dimaksudkan disini adalah para manajer atau pimpinan organisasi dan para bawahan atau karyawan/pegawai. Dengan demikian berarti sebuah organisasi atau perusahaan harus mampu menciptakan suasana yang sinkron dan kondusif, dimana pimpinan organisasi mampu bekerjasama dengan karyawan serta mengarahkan tujuan  organisasi  secara  efektif  sehingga para karyawan  merasakan  bahwa  tujuan  tersebut merupakan tujuan mereka atau tujuan bersama.

Dari uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa suatu perusahaan atau organisasi dapa
t tercapa tujuanny dikarenaka dari   aktifitas   orang-oran yan menjadi   anggot atau karyawannya. Mereka dapat bekerja sama dengan baik apabila mereka bekerja dengan dilandasi oleh etos kerja yang tinggi, dengan etos kerja yang tinggi ini maka tidak dipungkiri juga akan meningkatkan kinerja mereka. Untuk itu pada era ekonomi global ini menuntut upaya-upaya terobosan para pelaku utama usaha untuk secara  proaktif mengkonsolidasikan diri dalan rangka penguatan keunggulan bersaing, yang tidak lagi mengandalkan  keunggulan komparatif dibidang bahan baku dan sumber daya manusia saja, namun juga keunggulan kompetitif  dapat diraih jika pelaku bisnis mempunyai kompetensi organisasi, artinya pebisnis tersebut terdapat peningkatan kinerja.

Etos kerja      ini dapat terbentuk apabila seorang karyawan memiliki keinginan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dengan hasil yang memuaskan atau hasil yang maksimal. Etos kerja ini harus dimiliki  oleh setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya agar mereka dapat bekerja dengan baik dan efektif. Apabila pada suatu perusahaan atau organisasi maupun instansi  karyawan  memiliki etos  kerja  yang  rendah  ketika  melakukan  pekerjaannya  maka perusahaan itu mengalami kerugian yang disebabkan karena karyawan  tidak bekerja dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya dengan etos kerja yang tinggi dapat membantu meningkatkan produktifitas kerja karyawan dan memberikan hasil kerja yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan hasil yang maksimal dari etos kerja ini secara langsung dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka selanjutnya.

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya etos kerja antara lain adalah  hubungan  yang terjalin dengan baik  antar karyawan  (  human relation ), situasi dan kondisi fisik dari lingkungan kerja itu sendiri, keamanan dan keselamatan kerja yang baik bagi karyawan, keadaan sosial lingkungan kerja, perhatian pada kebutuhan rohani, jasmani maupun harga diri di lingkungan kerja, faktor  kepemimpinan, pemberian insentif yang menyenangkan bagi karyawan (Sinamo, 2005) .

Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu  yang berlaku untuk suatu pekerjaan (Robbins, 2001). Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diperlukan dalam  suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan  kinerja  yang  tinggi karyawan  akan  berusaha  sebaik  mungkin  untuk  mengatasi  dan memecahkan  masalah  yang  dihadapi dalam  pelaksanaan  tugas  dan  pekerjaanya.  Sebaliknya dengan kinerja yang rendah akan mudah menyerah terhadap keadaan bila mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehingga akan sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan.  Dengan  etos  kerja  dan  kinerja  yang tinggi maka  karywan  mau  bekerja  secara bersama-sama  dan  saling  membantu  didalam  menyelesaikan pekerjaan  yang  membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak.

Sedangkan kinerja karyawan menurut Tiffin dan McCormack (1994) dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
Pertama,  faktor  individu  yaitu  faktor-faktor  yang  meliputi  sikap,  sifat  fisik  keinginan  atau motivasinya,  umur,  jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang, budaya dan variabel-variabel personal lainnya.
Kedua, faktor situasional meliputi faktor fisik yakni metode kerja dan lingkungan fisik (seperti penerangan,  kebisingan, temperatur, dan ventilasi), faktor sosial dan organisasi yakni meliputi kebijaksanaan organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial Karena pentingnya etos kerja dan kinerja ini maka  pemimpin-pemimpin perusahaan berusaha untuk mempertinggi dan mejaga hal tersebut untuk kemajuan usaha dan perusahaannya.

Ketika suatu organisasi atau perusahaan didirikan, harapan yang ingin dicapai adalah mendapatkan  kesuksesan  dalam  setiap  langkah  dan  tindakan  yang dilakukan  sehingga  pada akhirnya akan tetap bertahan ( survive ) dalam jangka waktu lama. Akan tetapi saat ini perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi cepat berubah dan tidak dapat diprediksi.

Persaingan dan perubahan yang begitu cepat terjadi menuntut upaya-upaya terobosan perusahaan  atau  institusi  secara  proaktif  mengkonsolidasikan  diri  dalam  rangka  penguatan keunggulan bersaing. Untuk dapat unggul dalam bersaing dan tetap bertahan, maka perusahaan harus adaptif dan  lebih  fleksibel.  Hal  ini  seringkali  menuntut  perusahaan  untuk  melakukan perubahan dalam perusahaan itu sendiri. Perubahan tidak  akan berjalan lancar apabila tidak adanya niat baik, hubungan antar manusia ( human relation ) dari orang-orang yang ada didalam organisasi, baik itu pada tingkat manajer maupun para karyawan.

Hubungan antar manusia ( human relation ) adalah komunikasi antar pribadi  yang manusiawi,  berarti komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran informasi tentang  identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial ( Alo, 1997 ).

Interaksi  karyawan  dalam  lingkungan  perusahaan/organisasi/instansi  merupakan  hal yang tidak dapat  dipisahkan yang mana akan menimbulkan tingkat kepuasan kerja karyawan, Nurul ( 1995 ) menjelaskan bahwa situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya antara karyawan yang satu dengan yang  lain tidak terlepas dari interaksi satu sama lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja. Dengan sarana hubungan yang nyaman akan lebih betah dan senang dalam menyelesaikan tugas. Hubungan antar manusia ( human relation ) dalam perusahaan merupakan hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Dengan demikian yang terpenting dalam mewujudkan human relation adalah bagaimana kita memahami hakekat manusia dan kemanusiaan serta bagaimana kita mampu menerima orang lain di luar diri kita dengan apa adanya agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang akan mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.

Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan juga harus memperhatikan yang ada di luar perusahaan atau yang disebut  dengan lingkungan  sekitar.  Lingkungan  sekitar  perusahaan  yang  ada  sering  disebut kondisi fisik lingkungan kerja. Kondisi kerja yang menyenangkan terlebih lagi bagi semasa jam kerja akan memperbaiki moral pegawai dan kesungguhan  kerja,  peralatan yang baik, ruangan kerja yang nyaman, perlindung
an terhadap bahaya, ventilasi yang baik, karyawan yang cukup, dan keberhasilan bukan saja dapat meningkatkan efisiensi.

Pada saat ini di kota-kota maju ataupun kota yang masih berkembang banyak terdapat pusat-pusat perbelanjaan baik yang berskala kecil seperti warung-warung yang biasa kita temui di dekat rumah, lalu pusat perbelanjaan berskala menengah yang mana banyak sekali terdapat di kota-kota maju atau berkembang dan yang  terakhir adalah pusat perbelanjaan yang berskala besar seperti mall, plaza dan supermarket/toserba ( toko  serba ada ). Untuk itu pusat-pusat perbelanjaan ini harus memiliki strategi yang tepat agar pusat perbelanjaan ini ramai dikunjungi oleh pengunjung. Untuk itu perlu adanya suatu hubungan yang baik antara manajer/karyawan dengan pengunjung, begitu juga dengan keadaan lingkungan atau tempat dari pusat perbelanjaan tersebut.

Studi dalam penelitian ini dilaksanakan pada karyawan Dedy Jaya Plaza, sebuah pusat perbelanjaan yang terdapat di kota Tegal. Dedy Jaya Plaza adalah pusat perbelanjaan yang telah berdiri sejak tahun 1998,  dimana pada saat itu perekonomian dalam keadaan krisis. Sehingga pada saat itu pendiri Dedy Jaya Plaza yaitu bapak Muhadi Setiabudi mengatakan bahwa ia mendirikan pusat perbelanjaan tersebut karena ingin mencoba peruntungannya karena pada saat itu ia merasa belum ada persaingan yang berarti di bisnis ini. Pada saat sebelum Dedy Jaya Plaza didirikan, di kota Tegal hanya ada  pusat perbelanjaan  yaitu supermaket/toserba Marina dan Dinasty.

Menurut Irkham Fuaedy manajer personalia Dedy Jaya, pada tahun 2003 Dedy Jaya Plaza hampir tidak bisa bertahan. Tetapi berkat kerja cerdas semua karyawan, dari tingkat dasar sampai pimpinan serta adanya hubungan baik sesama karyawan maupun antara karyawan dengan atasan, serta hubungan baik antara pihak Dedy  Jaya dengan para pengunjung dan perubahan kondisi  fisik  maka  Dedy Jaya  Plaza  mampu  bertahan  sampai &nbrp;sekarang  ini.  Untuk  masalah kondisi fisik lingkungan kerja menurut Irkham Fuaedy akan lebih ditingkatkan lagi.

Hal yang juga tidak kalah penting, yaitu peningkatan kemampuan dan kualitas oleh masing-masing  individu tentu saja berpengaruh kepada kinerja karyawan di lingkungan Dedy Jaya Plaza yang pada akhirnya juga berpengaruh pada kinerja pusat perbelanjaan tersebut. Untuk itu peningkatan kinerja tidak hanya didukung oleh  keahlian dan pengetahuan karyawan, tetapi juga harus didukung oleh perilaku karyawan tersebut. Dalam hal ini tentu saja perilaku karyawan yang positif  yang mampu meningkatkan kontinuitas usaha sehingga tujuan yang  diinginkan dapat tercapai.

Peningkatan kinerja merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh manajemen perusahaan demi  mencapai  tujuan  perusahaan  dan  menjaga  kelangsungan  hidup  serta  mempertahankan eksistensi perusahaan dalam persaingan bisnis yang ketat sekarang ini. Peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh human relation dan kondisi fisik lingkungan terhadap etos kerja dan kinerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil judul :
ANALISIS PENGARUH HUMAN RELATION ( HUBUNGAN ANTAR MANUSIA ) DAN KONDISI  FISIK LINGKUNGAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA DAN DAN KINERJA KARYAWAN DEDY JAYA PLAZA TEGAL
Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger