PENGARUH MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI ... (351)

Dinas  Informasi Publik dan Pariwisata Kabupaten Blitar  adalah Satuan kerja perangkat Daerah yang membantu Bupati dalam membangun sektor layanan Informasi Publik dan Kepariwisataan  Daerah di Kabupaten Blitar .Untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan , sangat diperlukan semangat etos kerja yang tinggi , kemampuan personal yang mumpuni  dan   sikap kepemimpinan partisipatif dan situasional serta kemauan untuk melakukan kegiatan organisasi yang telah ditetapkan menjadi rencana strategis dengan mendayagunakan dan memberdayakan  sumberdaya yang ada yaitu sumberdaya manusia yang didukung  sarana dan prasarana yang tersedia  dengan efektif dan efisien . Namum keadaan disiplin pegawai yang ada di Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kabupaten Blitar adalah  sebagai berikut :                      

-    Kehadiran  saat apel pagi dan siang, kurang dari 50 % .

-    Alasan ketidak hadiran apel pagi dan siang  lebih dari 50 %  karena kepentingan pribadi dan keluarga .

-    Masih banyak pegawai yang kurang mematuhi aturan  jam kerja  ( datang siang , pulang sebelum waktunya) . Dari keadaan seperti tersebut diatas , maka penelitian tentang situasi ini sangat    diperlukan untuk mendapatkan data informasi yang jelas dan representatif.

 sehingga akan ada bahan acuan  untuk menentukan  kebijaksanaan dalam bertindak agar  semangat kerja  dan rasa disiplin pegawai  meningkat. Sehingga Produk layanan yang dihasilkan organisasi meningkat dengan adanya peningkatan disiplin pegawai.                                                                 Untuk menyikapi situasi dan kondisi saat ini , yang mungkin dapat  merubah  adalah memberikan  motivasi yang lebih baik dan  penerapan gaya kepemimpinan dari Kepala Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kabupaten Blitar  secara efektif .

                      Organisasi harus berusaha agar karyawan tidak hanya mampu bekerja, tetapi juga mau melakukan kerja sama . dalam pengertian lain, Pimpinan ( manajer ) harus bisa menyesuaikan  antara keinginan para karyawan  dengan tujuan organisasi. Dalam suatu organisasi, berhasil tidaknya tujuan tersebut  sangat tergantung pada pemimpinnya   (Thoha, 1995 : 1 )  

             Adanya kebutuhan yang berbeda –beda dari setiap karyawan  yang ada, mereka mempunyai latar belakang yang berbeda pula . Mereka memasuki organisasi  dengan membawa  latar belakang pendidikan , pengalaman, kemampuan dasar dan lain sebagainya yang  berbeda dalam berbagai tingkatan. Perbedaan yang ada ini  merupakan sumber adanya perbedaan performa kerja ( kinerja )  karyawan  yang meliputi : kualitas kerja, kehadiran, produktivitas  kerja, semangat kerja  dan lain sebagainya. Menurut Mary Parker Follet ( Handoko ; 1993 ; 3 )  Manajemen adalah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini  mengandung arti  bahwa,                                                 

                        Para manajer( Pimpinan ) dalam mencapai tujuam organisasi  melalui pengaturan  orang – orang lain untuk melaksanakan  berbagai pekerjaan yang diperlukan .                                                                                    

Menurut Flippo ( 1994 ; 5 )” Manajemen Sumber Daya Manusia  adalah perencanaan , pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan   kegiatan – kegiatan pengadaan , pengembangan , pemberian kompensasi , pengintegrasian , pemeliharaan  dan pelepasan sumber daya manusia  agar tercapai berbagai tujuan individu , Organisasi dan masyarakat .   

            Supaya dapat meningkatkan motivasi kinerja serta pembentukan  pola perilaku sikap manusia , selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya , juga sangat penting sekali peranan seorang pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinannya , mangarahkan dan mengawasi bawahannya .Gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pimpinan  sesuai dengan  situasi dan kondisi yang berada di lingkungannya, bisa saja pada saat tertentu menggunakan gaya kepemimpinan Otoriter atau  Instruktif , pada keadaan tertentu pula menggunakan gaya kepemimpinan Partisipatif.                                                                             

                        Menurut Ary Ginanjar Agustian  dalam Adam Ibrahim Indrawijaya  mengatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin terletak pada  kemampuan Spiritual Quotient ( SQ ) dan Emosional Quotient ( EQ ) dimana kemampuan Inteligence Quotient ( IQ ) hanya 20 %  sedangkan  80 % adalah EQ  dan SQ. Artinya kepemimpinan yang berhasil adalah seorang pemimpin yang mampu untuk menciptakan kecerdasan , emosi dan Spiritual .                                                                                        

                        Dengan  pendapat diatas, kesemua itu mengarah kepada kepemimpinan yang bersifat visioner , artinya mampu untuk menjawab tantangan  di masa datang dengan berpegang teguh pada prinsip kebersamaan dan memiliki komitmen tinggi di dalam pengembangan organisasi yang maju, dinamis  dan  akuntabilitas sesuai dengan tuntutan zaman.

                         Leadership yang menginginkan  agar kepasifan dan angka ketidak hadiran  berubah menjadi positif dan  kehadiran serta produktifitasnya meningkat , mereka hendaknya melakukan  hal-hal yang dapat membangkitkan sikap kerja yang positif (Robbins 1996 )  Sedangkan komponen perilaku terdiri dari kecenderungan dua orang atau lebih untuk melakukan hal yang sama dalam mencapai tujuan .( Luthans , 1985 ) Jadi pimpinan harus memahami apa yang menjadi dorongan bagi karyawannya untuk bekerja sebaik-baiknya. Organisasi akan lebih merasa senang  karena  mempunyai motivasi yang tinggi dan karyawan akan lebih puas bila motivasi  sesuai dengan yang diharapkan .

Kedisiplinan  adalah salah satu  fungsi operatif dari MSDM . Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting , karena semakin baik disiplin karyawan , semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya . Tanpa disiplin karyawan yang baik , sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal .( . Hasibuan Malayu S.P, 2003; 193 ).

                        Kedisiplinan adalah  Kesadaran dan kesediaan seseorang  menaati semua peraturan  perusahaan ( organisasi ) dan norma  sosial  yang berlaku .  ( Hasibuan Malayu S.P.2003; 194 ).                                                            

Kedisiplinan diartikan jika  karyawan  selalu datang dan pulang  tepat padawaktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik dan penuh tanggung jawab , mematuhi semua peraturan  perusahaan ( organisasi ) , dan norma – norma sosial  yang berlaku , untuk mewujudkan kinerja yang baik dan meningkatkan produktifitas perusahaan ( organisasi ) .Berdasarkan uraian di atas dan kondisi organisasi serta hasil penelitian yang diperoleh oleh penliti- peneliti terdahulu , maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian  tentang kedisiplinan   pegawai pada Kantor Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kabupaten Blitar ,  dengan judul “PENGARUH MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP  DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI DINAS INFORMASI PUBLIK DAN PARIWISATA KABUPATEN BLITAR “.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 


PENGARUH TIPE STRATEGI PENGRAJIN MEBEL TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN USAHA DI ...(349)

 

Upaya efektif menjadikan usaha kecil dan menengah tidak saja mandiri, tetapi mampu beroperasi secara menguntungkan dan memberikan konstribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia, tampaknya tidak cukup hanya melalui kebijakan pemerintah. Peneliti  menghubungkan kesuksesan industri kecil dan menengah dengan Tipologi Strategi Miles dan Snow, yang terdiri dari empat tipe strategi, antara lain : strategi prospector, defender, analyzer dan reactor.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tipe strategi pengrajin mebel terhadap tingkat keberhasilan usaha secara simultan di daerah Blitar Selatan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini analisa regresi linear berganda dengan uji validitas dan reliabilitas data serta uji asumsi klasik statistik dan pengujian hipotesis dengan uji F dan uji t dengan membandingkan hasil perhitungan dengan tabel statistik.

Hasil penelitian ini Secara simultan terdapat pengaruh  tipe strategi pengrajin mebel terhadap tingkat keberhasilan usaha secara simultan di daerah Blitar Selatan. Apabila dalam keadaan citeris paribus tipe strategi pengrajin ini dijalankan dengan baik memang menentukan tingkat keberhasilan usaha. Secara partial, type pengrajin prospektor dan type pengrajin defender adalah yang berpengaruh terhadap kesuksesan berusaha. Sedangkan type analyzer dan type reaktor tidak berpengaruh secara signifikan. Memang secara teori type strategi ini memang sebagai pengekor saja sehingga sulit untuk maju kecuali mereka mengubah type strategi yang dijalankan. Type strategi prospektor adalah yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan berusaha hal ini juga merupakan variabel yang mempunyai pengaruh erat dan signifikan terhadap kesuksesan berusaha.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Pengaruh Bimbingan Teknis dan Imbalan Terhadap Kinerja Pengurus Barang di ...(348)

 

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menganalisis apakah Bimbingan Teknis dan Imbalah secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pengurus barang di lingkungan pemerintah kabupaten Magetan. 2) Untuk menganalisis apakah Bimbingan Teknis dan Imbalah secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pengurus barang di lingkungan pemerintah kabupaten Magetan. 3) Untuk menganalisis manakah diantara variabel Bimbingan Teknis dan Imbalah yang dominan berpengaruh terhadap kinerja pengurus barang di lingkungan pemerintah kabupaten Magetan

 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Variabel bebas adalah X1 = Bimbingan Teknis, X2 = Imbalan, dan variabel terikat adalah kinerja (Y). teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Kuesioner dan Dokumenter, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer, dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) variabel Bimbingan Teknis dan Imbalan secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Pengurus Barang   di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan. 2) Berdasarkan analisis diatas dan apabila dibuktikan dengan hipotesis kedua  yang diuji secara parsial maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa, Variabel Bimbingan Teknis dan variabel Imbalan berpengaruh terhadap variabel  Kinerja Pengurus Barang (Y) Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan dapat diterima. 3) Berdasarkan nilai koefisien regresi (b) antara variabel Bimbingan Teknis dan variabel Imbalan, maka variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Kinerja Pengurus Barang   di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan adalah variabel Bimbingan Teknis dimana nilai koefisien regresinya (b) sebesar 0.761.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (347)

 

Penelitian ini bertujuan untuk 1). menganalisis secara simultan pengaruh budaya organisasi dalam bentuk inovasi, kemantapan, kepedulian, orientasi hasil, perilaku pemimpin dan orientasi tim terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pedalda  Kabupaten Probolinggo; 2) menganalisis secara parsial pengaruh budaya organisasi dalam bentuk inovasi, kemantapan, kepedulian, orientasi hasil, perilaku pemimpin dan orientasi tim terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pedalda  Kabupaten Probolinggo; 3) menganalisis diantara vaiabel-variabel budaya organisasi dalam bentuk inovasi, kemantapan, kepedulian, orientasi hasil, perilaku pemimpin dan orientasi tim, yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pedalda  Kabupaten Probolinggo

 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Variabel bebas adalah budaya organisasi (X) yang meliputi inovasi (X1), kemantapan (X2), kepedulian (X3), orientasi hasil (X4), perilaku pemimpin (X5) dan orientasi tim (X6), dan variabel terikat adalah kinerja karyawan (Y). desain penelitian yang dipergunakan adalah penelitian populasi, dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Kuesioner dan Dokumenter, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer  ( SPSS 10.0 ), dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) Secara simultan, budaya organisasi yang terdiri dari inovasi, kemantapan, kepedulian, orientasi hasil, perilaku pemimpin dan orientasi tim secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kantor Pedalda Kabupaten Probolinggo. Hal ini dapat dikatakan bahwa budaya organisasi yang dilaksanakan dengan baik dapat meningkatkan kinerja karyawan Kantor Pedalda Kabupaten Probolinggo; b) Secara parsial, variabel inovasi, kemantapan, kepedulian, perilaku pemimpin, dan orientasi tim berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kantor Pedalda Kabupaten Probolinggo, sedangkan variabel orientasi hasil tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kantor Pedalda Kabupaten Probolinggo; c) Budaya organisasi dalam bentuk kepedulian merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan Kantor Pedalda Kabupaten Probolinggo.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, SEMANGAT KERJA DAN SITUASI KERJA TERHADAP IKLIM ORGANISASI DI ... (346)

 

Organisasi sebagai wadah bagi orang-orang dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Pada dasarnya organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Di dalam menjalankan kerjasama tersebut dibutuhkan koordinasi, interaksi, komunikasi serta dibutuhkan persepsi yang sama agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus agar dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya didalam menghadapi persaingan dengan organisasi lain. Untuk mencapai tingkat keunggulan bersaing yang tinggi dan berkesinambungan, sebuah organisasi tidak lagi semata-mata tergantung pada kemajuan tehnologi yang dipergunakan ataupun posisi strategisnya, akan tetapi lebih menekankan pada pengelolaan tenaga kerja atau sumberdaya manusia yang ada (Pfeffer, 1995). Oleh karena itu organisasi harus mampu mengembangkan sumberdaya manusia yang dimilikinya untuk dapat bersaing dan menjadi yang terbaik dilingkungannya.

Gomes (1997) menyatakan bahwa unsur manusia di dalam organisasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena manusialah yang biasa mengetahui input-input apa yang perlu diambil dari lingkungan dan bagaimana caranya untuk mendapatkan dan menangkap input-input tersebut, tehnologi dan cara apa yang dianggap paling tepat untuk mengolah atau mentransformasikan input-input tersebut menjadi output yang dapat memenuhi keinginan pasar atau publik (lingkungan). Oleh karena itu organisasi harus berusaha untuk mengelola sumber daya manusia yang dimilikinya sebaik mungkin supaya kinerja operasionalnya dapat optimal.

Untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusianya, selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya, juga sangat penting bagi seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan mengawasi bawahannya, menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan, dimana seorang pemimpin dapat membina dan mengarahkan bawahannya sesuai dengan gaya atau style yang dimilikinya, sehingga bisa saja pada saat tertentu sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang menerapkan gaya partisipatif atau pada saat yang lain dan di tempat yang berbeda dibutuhkan  seorang pemimpin yang memiliki gaya supportive. Menurut Druker dalam Rasimin (1988), bekerja adalah suatu kegiatan yang unik, menyangkut kekuasaan, kepribadian masyarakat, ekonomi, serta fisiologis. Kemudian Rasimin mengungkapkan bahwa bekerja adalah kegiatan pokok dari suatu aktivitas yang dapat dibagi menjadi sejumlah dimensi kekuasaan tersebut adalah gaya seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan mengawasi bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi.

Setiap pemimpin memiliki ciri khas atau gaya tersendiri dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan (leadership style) sebenarnya berkaitan dengan bagaimana pemimpin menjalankan tugas kepemimpinannya, misalnya gaya apa yang akan digunakan dalam merencanakan, merumuskan dan menyampaikan perintah, himbauan, maupun ajakan. Untuk memahami kepemimpinan yang sukses, memusatkan diri pada apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin adalah gayanya. Corak atau gaya pemimpin (Leader Styles) seorang manajer sangat berpengaruh terhadap efektifitas seorang pemimpin, sehingga Robbins (1996:39) mengartikan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Robbins juga membedakan macam-macam gaya kepemimpinan dengan mengutip pendapat House (1996:52) sebagai berikut :

a)      Kepemimpinan direktif, merupakan kepemimpinan yang membuat bawahan agar tahu apa yang diharapkan pimpinan mereka, menjadwalkan kerja untuk dilakukan, memberi bimbingan khusus mengenai bagaimana menyelesaikan tugas.

b)      Kepemimpinan yang mendukung, yaitu kepemimpinan yang bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan.

c)      Kepemimpinan Partisipatif, adalah kepemimpinan yang berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan.

d)      Kepemimpinan Berorientasi Prestasi, merupakan kepemimpinan yang menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi pada tingkat tertinggi mereka.  

Gaya kepemimpinan menurut Robbins (1996:45) merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Robbins juga menjabarkan gaya kepemimpinan secara jelas beserta contoh penerapannya dalam kajian aktual.

Perbedaan gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individu dan perilaku kelompok dalam organisasi. Sebagai contoh, partisipasi dalam pengambilan keputusan pada gaya kepemimpinan demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan manajer dengan bawahan, menaikkan moral dan kepuasan kerja pegawai, dan menurunkan ketergantungan terhadap pemimpin 

Oleh karena itu penerapan gaya kepemimpinan yang baik haruslah disesuaikan dengan situasi dan kondisi kerja. Seorang pemimpin harus dapat membaca situasi, kapan harus menerapkan gaya directive, kepemimpinan yang mendukung atau bahkan kepemimpinan demokratisnya.

Penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dalam organisasi dapat menjadi jembatan untuk mencapai tujuan organisasi, namun ada beberapa variabel lain yang dapat menjembatani pencapaian tujuan organisasi, salah satunya adalah semangat kerja karyawan dan situasi kerja organisasi. Bagaimanapun baiknya gaya kepemimpinan yang diterapkan jika tidak ditunjang dengan semangat kerja karyawan dan situasi  kerja yang kondusif, maka tujuan organisasi akan sulit diwujudkan.

Semangat kerja merupakan gairah untuk menjalankan pekerjaan lebih giat, sehingga pekerjaan akan dapat dikerjakan dan diselesaikan secara lebih cepat dan lebih baik. Setiap pegawai hendaknya memiliki semangat kerja yang tinggi, agar pekerjaan yang dibebankan kepadanya dapat diselesaikan dengan segera. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Nitisemito (1998) bahwa hanya melalui semngat kerja yang tinggi seorang pemimpin dapat mencapai tujuan melalui karyawannya. 

Semangat kerja dalam bahasa Inggris disebut work satisfaction atau sering disebut job satisfaction merupakan hal yang perlu mendapat perhatian dari pihak pimpinan organisasi, Instansi atau perusahaan. Lalu muncul pertanyaan mengapa semangat kerja memerlukan perhatian dari pihak organisasi atau perusahaan?

Menurut pendapat Louis A. Alien yang dikutip oleh Moh. As'ad (1981) tentang pentingnya unsur-unsur manusia dalam menjalankan roda industri, Louis A. Alien berpendapat bahwa : Betapapun sempurnanya rencana-rencana organisasi dan pengawasan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat dicapainya.

Apabila semangat kerja ini sudah timbul secara alami dari dalam diri karyawan, maka akan dapat berkerja dengan senang yang pada akhirnya menimbulkan kepuasan kerja. Menurut Savery (1987), kepuasan kerja yang rendah menyebabkan rendahnya produktifitas. Sebaliknya produktifitas akan meningkat karena kepuasan yang tinggi. Seperti teori dari Theory Discrepancy dan teory Equity (As'ad, 1991) menekankan bahwa kepuasan orang dalam bekerja ditengarai oleh dekatnya jarak antara harapan dan kenyataan, yaitu kenyataan yang didapat sesuai dengan harapannya. Demikian juga yang diterima rekan sekerja lain adalah sama atau adil seperti yang diterima sesuai dengan pengorbanannya. Teori dasar intrinsik dan extrinsik, dimana faktor intrinsik merupakan sumber kepuasan kerja, sedangkan faktor ekstrinsik merupakan pengurang ketidakpuasan dalam bekerja.

Situasi kerja merupakan kondisi atau keadaan yang harus dihadapi oleh bawahan ketika mereka harus melakukan hubungan atau interaksi dengan atasan, sehingga untuk mewujudkan hubungan atau interaksi tersebut dibutuhkan komunikasi yang efektif agar tujuan organisasi dapat tercapai. Melalui komunikasi yang efektif diharapkan seseorang dapat melakukan kegiatan sebagaimana yang dikehendaki oleh lawan bicaranya, segala ketidakpastian menjadi pasti dan dengan komunikasi pula akan diperoleh replikasi ingatan, sehingga orang mempeoleh kepastian dalam melaksanakan tugas yang dikehendaki orang lain.

Gaya kepemimpinan seseorang dalam menjalankan organisasi  sangatlah menentukan keberhasilannya dalam menjalin hubungan dan komunikasi dengan para bawahannya. Apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan sudah tepat dan arus komunikasi yang dikembangkan juga dapat memonitor mekanisme yang tersedia bagi organisasi maka akan tercipta iklim organisasi yang sangat menunjang bagi keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Gibson (1996) iklim organisasi merupakan serangkaian sifat lingkungan kerja, yang dijalani dan dinilai langsung maupun tidak langsung oleh pegawai, yang dianggap menjadi kekuatan utama dalam mempengaruhi perilaku. Iklim organisasi mempunyai fungsi mempengaruhi tindakan pegawai sebagai individu yang mandiri atau bagian dari sebuah interaksi kelompok maupun sebagai bagian kolektif dari organisasi. Singkatnya bahwa adanya iklim organisai yang baik dan kondusif akan mempengaruhi kinerja pegawai.

Davis (1986) menyatakan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan manusia dimana para pegawai dalam organisasi tersebut melakukan pekerjaan mereka. Pengertian ini mengacu pada lingkungan suatu departemen, unit organisasi yang penting atau suatu organisasi secara keseluruhan. Pada gilirannya iklim dipengaruhi dan / atau mempengaruhi hampir semua hal yang terjadi dalam organisasi. Iklim adalah merupakan suatu konsep atau sistem yang dinamis.

Oleh karena itu menurut Davis (1997) ada dua aspek penting yang harus diperhatikan dari iklim organisasi yaitu tempat kerja itu sendiri dan perlakuan karyawan atau pegawai yang diterima dari manajemen. Karyawan akan merasakan bahwa suatu iklim akan menyenangkan apabila mereka dapat melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang berguna dan memberikan rasa kemanfaatan pribadi. Dengan demikian kemampuan organisasi mencapai tujuan adalah tergantung pada iklim organisasi yang diciptakan. 

Konsekuensinyaa, untuk mengkaji sejauh mana organisasi mampu menciptakan iklim organisasi yang menyenangkan bagi karyawannya adalah dengan melihat perilaku dari para pemimpinnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Litwin dan Stranger (dalam Hawarni :1999) bahwa terbentuknya iklim organisasi dipengaruhi oleh motivasi dan perilaku orang-orang kunci yang ada dalam organisasi yaitu pemimpinnya.

Namun demikian bagaimana pemimpin mempengaruhi pegawai atau karyawannya untuk menciptakan iklim organisasi yang menyenangkan tergantung pada apakah situasi kerja yang ada, mendukungnya atau tidak. Hal ini seperti yang ditegaskan oleh Fiedler (1998) bahwa kepemimpinan yang berhasil tergantung pada penerapan gaya seorang pemimpin terhadap tuntutan situasi. Dengan demikian suatu gaya kepemimpinan akan terasa paling efektif kalau gaya tersebut digunakan pada situasi yang tepat (Sujak : 1995)  

Selanjutnya Purnomosidhi (1996) menyatakan bahwa iklim organisasi yang tidak menunjang penampilan kerja yang produktif, penyediaan tehnologi dan kondisi kerja yang tidak memadai, arus komunikasi yang tidak menunjang dalam artian kuantitas maupun kualitas, praktek pengambilan keputusan yang tidak obyektif di semua jenjang organisasi maupun kesejahteraan pegawai yang kurang diperhatikan, di sisi lain akan mengakibatkan rendahnya tingkat kepuasan dan prestasi kerja pegawai.

Berdasarkan penjabaran uraian diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian ini dengan “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Semangat Kerja dan Situasi Kerja terhadap Iklim Organisasi di Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo”.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi, dimana sudah ada beberapa peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian semacam ini pada tempat dan obyek yang lain. Penelitian ini juga mendasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, namun ada beberapa instrumen penelitian yang perlu disesuaikan dengan lokasi penelitian ini, sehingga membuat penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pengembangan instrumen terutama disesuaikan dengan pengembangan variabel dan kondisi di lapangan.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEDISIPLINAN KERJA PEGAWAI ... (345)

 

Tujuan dari penelitian ini adalah :1). Untuk mengetahui apakah  kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh terhadap kedisiplinan kerja pegawai Gapensi Kabupaten Blitar; 2) Untuk mengetahui apakah  kepemimpinan dan motivasi kerja secara parsial berpengaruh terhadap kedisiplinan kerja pegawai Gapensi Kabupaten Blitar; 3) Untuk mengetahui variabel mana dari motivasi kerja dan kepemimpinan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kedisiplinan kerja pegawai Gapensi Kabupaten Blitar

Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Gapensi Kabupaten Blitar. Metode analisa yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara variabel tergantung motivasi kerja dengan variabel bebas kepemimpinan dan kedisiplinan adalah regresi Linier Berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa : 1). Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda seperti tampak pada tabel Diatas menunjukan nilai F hitung  sebesar 6.694 dengan tingkat Sig. F sebesar 0.003. Nilai F hitung tersebut lebih besar dibandingkan F table  sebesar 4.0727 dan nilai Sig. F lebih kecil dari nilai a = 5 %. Hal ini berarti bahwa kepemimpinan dan kedisiplinan secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai; 2) Berdasarkan analisis ditemukan bahwa secara parsial kepemimpinan dan kedisiplinan berpengaruh terhadap motivasi pegawai; 3) Berdasarkan nilai koefisien regresi (b) antara variabel kepemimpinan dan motivasi, maka variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap motivasi pegawai adalah variabel kepemimpinan dimana nilai koefisien regresinya (b) sebesar 0.770. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap motivasi pegawai.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Berbelanja di Swalayan Koperasi Unit Desa (KUD)... (344)

 

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk menganalisis pengaruh variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan berbelanja di Swalayan Koperasi Unit Desa (KUD) Pakis Kabupaten Malang, 2) Untuk menganalisis manakah dari variabel produk, harga, distribusi dan promosi, berpengaruh secara dominan terhadap keputusan pelanggan berbelanja di Swalayan Koperasi Unit Desa (KUD) Pakis Kabupaten Malang

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian penjelasan (explanatory research) dengan metode survei.  Variabel bebas adalah Bauran pemasaran (X), yang meliputi : X1  : Produk, X2  : Harga, X3 : Distribusi, X4 : Promosi. Variabel terikat adalah Keputusan Berbelanja (Y). Sampel diambil dari Populasi dengan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Angket / Kuesioner, Wawancara dan observasi, Yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer  ( SPSS 10.0 ), dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) Ada hubungan yang nyata (significan) antara variabel produk, harga,  distribusi, dan promosi dengan variabel keputusan berbelanja di Swalayan Koperasi Unit Desa (KUD) Pakis yang ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0.670 ; b) Variabel produk, harga,  distribusi, dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan berbelanja di Swalayan Koperasi Unit Desa (KUD) Pakis yang dapat dibuktikan dengan nilai f hitung sebesar 19.358 dengan taraf signifikansi 0.0000.; c) Variabel produk, merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan berbelanja di Swalayan Koperasi Unit Desa (KUD) Pakis yang dibuktikan dengan nilai t hitung = 5.442 dengan taraf signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI... (343)

 

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk menganalisis pengaruh secara simultan pengaruh motivasi dan kedisiplinan terhadap prestasi kerja pegawai di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. 2). Untuk menganalisis secara parsial pengaruh motivasi dan kedisiplinan terhadap prestasi kerja pegawai di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. 3). Untuk menganalisis variabel manakah yang berpengaruh secara dominan antara variabel motivasi dan kedisiplinan, terhadap prestasi kerja pegawai di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang

 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Variabel bebas adalah motivasi (X1), kedisiplinan (X2), dan variabel terikat adalah kedisiplinan (Y). teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Kuesioner dan Dokumenter, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer, dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Secara simultan, Motivasi dan Kedisiplinan kerja secara simultan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. Hal ini dapat dikatakan bahwa Motivasi dan Kedisiplinan kerja yang dijalankan dengan baik dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. 2) Secara parsial, variabel Motivasi dan Kedisiplinan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. 3) Motivasi merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap prestasi kerja pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, prestasi kerja pegawai akan selalu meningkat pada saat pimpinan lebih tegas dalam melaksanakan Motivasinya guna meningkatkan etos kerja yang baik

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA ... (342)

 

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk mengetahui apakah variabel kepemimpinan, motivasi dan iklim organisasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Probolinggo. 2) Untuk mengetahui apakah variabel kepemimpinan, motivasi dan iklim organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Probolinggo. 3) Untuk mengetahui dari variabel kepemimpinan, motivasi dan iklim organisasi manakah yang secara dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Probolinggo

 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Variabel bebas adalah kepemimpinan (X1), motivasi (X2), iklim organisasi  (X3) dan variabel terikat adalah kepuasan kerja karyawan (Y). teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Kuesioner dan Dokumenter, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer, dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Secara simultan, kepemimpinan, motivasi kerja dan iklim organisasi secara simultan berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Probolinggo. Hal ini dapat dikatakan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja dan iklim organisasi yang dijalankan dengan baik dapat meningkatkan Kepuasan Kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Probolinggo. 2) Secara parsial, variabel kepemimpinan, motivasi kerja dan iklim organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Probolinggo. 3) Kepemimpinan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Kepuasan Kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Probolinggo. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, Kepuasan Kerja pegawai akan selalu meningkat pada saat pimpinan lebih tegas dalam melaksanakan kepemimpinannya guna meningkatkan etos kerja yang baik.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

ANALISIS DIMENSI KUALITAS PELAYANAN JASA TERA ULANG TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA BALAI PELAYANAN KEMETROLOGIAN...(341)

 

Dalam rangka mewujudkan persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empaty terhadap kepuasan pelanggan Balai Pelayanan Kemetrologian Malang  maka untuk menguji dimensi kualitas pelayanan yang dominan akan mempengaruhi kepuasan pelanggan pada Balai Kemetrologian Malang.

 Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh dimensi assurance, tangibles, dan reliability. Tidak ada perbedaan kualitas jasa antara program studi yang mendapatkan peringkat akreditasi A dan B pada dimensi reliability, responsivness, tangible, dan empathy. Perbedaan kualitas jasa dan terdapat pada dimensi Assurance. untuk mendapatkan peringkat akreditasi yang tinggi ternyata harus menunjukkan kualitas pelayanan yang baik.

 Secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampu-ujian, kecepatan tanggapan, jaminan dan kepedulian terhadap kepuasan pelanggan. Kemudian secara parsial seluruh variabel yakni: kemampu-ujian (tangibility), kemampu-nyataan (reliability), kecepatan tanggapan (responsiveness), jaminan (assurance) dan kepedulian memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan pada PT. (Persero) Angkasa Pura I Juanda International Airport Surabaya.

 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kualitas pelayanan jasa tera ulang sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Balai Pelayanan Kemetrologian Malang.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Pengaruh Semangat Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai ... (340)

 

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk mengetahui apakah semangat kerja dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas kerja pegawai kecamatan Garum Kabupaten Blitar. 2) Untuk mengetahui apakah  semangat kerja dan kepuasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja pegawai kecamatan Garum Kabupaten Blitar. 3) Untuk mengetahui manakah diantara variable  semangat kerja atau kepuasan kerja berpengaruh secara dominant terhadap produktivitas kerja pegawai kecamatan Garum Kabupaten Blitar.

 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Variabel bebas adalah semangat kerja (X1), kepuasan (X2), dan variabel terikat adalah produktivitas kerja (Y). teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Kuesioner dan Dokumenter, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer, dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Secara simultan, Semangat Kerja pegawai, Kepuasan kerja secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas pegawai Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. 2) Secara parsial, variabel Semangat Kerja pegawai dan Kepuasan kerja berpengaruh terhadap produktivitas pegawai Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. 3) Kepuasan kerja merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap produktivitas pegawai Kecamatan Garum Kabupaten Blitar.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Pengaruh perilaku tugas, perilaku hubungan, kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai di ... (339)

 

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis, (1) pengaruh secara parsial antara perilaku tugas, perilaku hubungan, kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Di Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, (2) pengaruh secara bersama-sama antara perilaku tugas, perilaku hubungan, kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai, (3) melihat pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja pegawai.

Jenis penelitian ini menggunakan metode survei. Penelitian survei dimaksudkan menjelaskan (explanatory) hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel dengan tujuan, memisahkan pengaruh langsung sesuatu variabel penyebab terhadap variabel akibat.

Hasil analisis penelitian, dalam formula satu secara parsial  variabel perilaku tugas, perilaku hubungan dan kepuasan kerja  memiliki pengaruh secara nyata dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan. Masing-masing variabel memiliki kontribusi pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan dengan bobot yang berbeda-beda, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti secara empiris.

Secara simultan menunjukkan nilai varaibel bebas yang terdiri dari variabel Perilaku tugas, perilaku hubungan dan Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja  karyawan di Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo. Secara statistik pengaruhnya cukup baik yaitu sebesar 78.10%, yang berarti masih ada 21.90% Prestasi kerja karyawan dipengaruhi factor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Demikian pula uji F hasil analisis menunjukkan nilai F =10.340  dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05. Asumsi peneliti Prestasi kerja karyawan  disamping dipengaruhi Perilaku tugas, Perilaku tugas dan kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh motivasi kerja, kecerdasan pegawai.

Variabel yang berpengaruh dominan terhadap prestasi kerja karyawan adalah variabel kepuasan kerja. Sehingga disarankan untuk dapat melakukan identifikasi variabel lain yang belum digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis peningkatan prestasi kerja karyawan. Hal ini masih memberikan peluang yang besar kepada peneliti berikutnya mengingat hasil penelitian ini kontribusi terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 78.10% sementara 21.90% masih dipengaruhi oleh variabel lain, asumsi peneliti dapat pula dikembangkan dengan melihat variabel Perilaku tugas, Perilaku hubungan dan kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh tingkat motivasi kerja karyawan, kecerdasan individu karyawan yang mempengaruhi pada peningkatan prestasi kerja karyawan.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Pengaruh Motivasi Kerja, Perilaku Kerja Dan Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pu Bina Marga .. (338)

 

Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Untuk menganalisis apakah variabel-variabel motivasi, perilaku kerja dan kejelasan peran memiliki pengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai    di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 2) Untuk menganalisis apakah variabel-variabel motivasi, perilaku kerja dan kejelasan peran memiliki memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai    di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 3) Untuk menganalisis manakah diantara variabel-variabel motivasi, perilaku kerja dan kejelasan peran      memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai    di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo.

 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Variabel bebas adalah Motivasi Kerja (X1), Perilaku Kerja (X2), Kejelasan Peran (X3) dan variabel terikat adalah Kinerja  (Y). teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik Kuesioner dan Dokumenter, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan model statistik dalam program komputer, dengan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) variabel Motivasi Kerja, Perilaku Kerja kerja dan Kejelasan Peran secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja pegawai Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo. 2) Berdasarkan analisis diatas dan apabila dibuktikan dengan hipotesis kedua  yang diuji secara parsial maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa, variabel Motivasi Kerja, variabel Perilaku Kerja kerja dan variabel Kejelasan Peran secara parsial berpengaruh yang signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo dapat diterima. 3) Berdasarkan nilai koefisien regresi (b) antara variabel Motivasi Kerja, variabel Perilaku Kerja kerja dan variabel Kejelasan Peran, maka variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Kinerja pegawai Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo adalah variabel Motivasi Kerja dimana nilai koefisien regresinya (b) sebesar 1.112. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel Motivasi Kerja merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Kinerja pegawai Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger