BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perubahan di
bidang sosial, budaya, ekonomi, teknologi, politik dan juga dalam persaingan,
dapat mempengaruhi bentuk dan keadaan pasar. Karena pasar selalu berubah, maka
perusahaan juga harus selalu meningkatkan pelayanannya. Hal yang perlu
diperhatikan di sini adalah bagaimana
perusahaan mengambil inisiatif untuk merubah cara pelayanan-nya agar
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar perusahaan yang menghendaki
perubahan.
Demikian halnya di dunia perbankan,
dimana dewasa ini dunia perbankan semakin berkembang, hal ini sejalan dengan
perubahan di bidang hukum dan teknologi yang cukup berpengaruh terhadap
perbankan secara umum. Perusahaan perbankan banyak yang berupaya untuk
meningkatkan keterampilan teknologi dalam perencanaan bank, riset dan informasi
pasar, program pemasaran bank yang terpadu, hubungan masyarakat dan lain
sebagainya. Di pihak nasabah juga terjadi perubahan akan kebutuhan produk/jasa bank yang diikuti
oleh keinginan akan adanya peningkatan kualitas sistem layanan dan kebutuhan
akan kanekaragaman layanan bank.
Hal tersebut tidak terlepas dari fungsi terpenting dari bank yakni menjembatani kepentingan kelompok msyarakat yang kelebihan dana (surplus unit) dengan kelompok masyarakat yang kekurangan dana (defisit unit). Peranan ini lebih dikenal dengan fungsi intermediary dimana kedudukan bank berada di tengah-tengah masyarakat dan sebagai perantara transaksi yang sangat penting dalam rangka ikut meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebagaimana ditegaskan dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 yang dikemudian dirubah dengan undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa definisi bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak,
Hal tersebut tidak terlepas dari fungsi terpenting dari bank yakni menjembatani kepentingan kelompok msyarakat yang kelebihan dana (surplus unit) dengan kelompok masyarakat yang kekurangan dana (defisit unit). Peranan ini lebih dikenal dengan fungsi intermediary dimana kedudukan bank berada di tengah-tengah masyarakat dan sebagai perantara transaksi yang sangat penting dalam rangka ikut meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebagaimana ditegaskan dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 yang dikemudian dirubah dengan undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa definisi bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak,
Bank merupakan salah satu
lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara,
karena jasa-jasanya merupakan sentral bagi efektifnya perekonomian. Dalam arti
yang luas, sebuah bank dapat dianggap jantung
hati dari suatu struktur keuangan
yang kompleks. Sebagai intermediary,
bank menghimpun dana masyarakat berupa simpanan dalam bentuk giro, deposito dan
tabungan yang selanjutnya dana tersebut disalurkan kepada masyarakat berupa
pinjaman atau kredit. Selain itu, bank
dapat memberikan layanan berupa jasa-jasa lainnya berupa transfer, letter of
credit, bank garansi dan lainnya sebagaimana kelaziman di dunia perbankan.
Dewasa ini, tuntutan masyarakat terhadap dunia perbankan
semakin meningkat, dimana masyarakat tidak hanya memandang sebuah bank sebagai
sarana untuk menyimpan uang yang lebih aman, namun lebih dari itu, mereka
mengharapkan hasil investasi yang lebih tinggi, sehingga menciptakan suasana
persaingan antar bank dalam penggalangan dana nasabah yang semakin ketat dan di
sisi lain pemerintah membatasi bank dalam memberikan suku bunga produk simpanan
tidak melebihi bunga perjanjian Bank Indonesia.
Bagi sebuah bank, tidaklah
cukup hanya dengan memberikan jasa-jasa keuangan saja, tetapi yang terpenting
adalah bagaimana cara untuk meningkatkan mutu dari pemberian jasa-jasa
tersebut. Bank harus beroperasi secara sehat, sehingga kepentingan semua pihak
terjaga dan kelanjutan hidup bank terjamin. Hal ini dapat dicapai dengan
kebijaksanaan dan praktek-praktek yang berpandangan jauh ke depan.
Perkembangan mutakhir dalam
perbankan dewasa ini telah mendorong
Bank Negara Indonesia untuk mencari jasa-jasa (service) baru yang dapat ditawarkan kepada nasabah, hal ini sejalan
dengan visi dari Bank Negara Indonesia untuk menjadi bank kebanggaan nasional
yang unggul dalam layanan dan
kinerja serta misi Bank BNI yang berusaha untuk
memaksimalkan stake holder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus
pada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumen sebagai salah satu wahana
untuk meningkatkan citra Bank Negara Indonesia.
Dalam meningkatkan citra Bank
Negara Indonesia sebagai lembaga keuangan perbankan, maka salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan menawarkan produk yang dapat memenuhi kepuasan nasabah
bank, sebab dengan produk yang sesuai dengan manfaat dan dapat memenuhi harapan
nasabah bank maka akan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang
ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia. Dengan pentingnya peranan produk yang
ditawarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (BNI) maka salah satu jenis produk
yang menjadi titik pokok dalam penulisan ini adalah produk Tabungan BNI Taplus
merupakan investasi tabungan dalam rupiah.
Dalam kaitannya dengan
uraian tersebut di atas, maka produk BNI Taplus merupakan salah satu
produk unggulan Bank Negara Indonesia yang berbasis tabungan yang dipasarkan
kepada nasabah guna dapat meningkatkatkan jumlah nasabah produk tabungan.
Dalam
melakukan pemasaran produk Taplus PT. BNI menghadapi dua faktor internal dan
faktor eksternal bank. Faktor internal bank dalam SWOT adalah meliputi kekuatan
dan kelemahan Bank Negara Indonesia dalam melakukan pemasaran produk Tabplus,
sedangkan faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman bagi perusahaan,
seperti munculnya pesaing baru dengan kekuatan manajemen yang lebih baik,
meningkatnya daya tawar pamasok, daya tawar pembeli yang dapat memberikan
tingkat harga produk maupun tingkat suku bunga yang kompetitif, hadirnya produk
substitusi perbankan dan semakin ketatnya kompetisi dengan meluncurkan produk
yang menarik dengan promosi yang gencar dengan tujuan untuk memenuhi harapan
dan keinginan nasabah, potensi pasar dan budaya masyarakat terhadap produk
tersebut.
Dengan adanya analisis faktor eksternal dan internal
dalam pemasaran produk Taplus maka kinerja pemasaran produk tabungan dalam
tahun terakhir mengalami peningkatan, dengan adanya peningkatan dalam kinerja
pemasaran maka PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar perlu mengambil
langkah-langkah strategi pemasaran. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui
keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang yang akan dihadapi oleh PT. Bank BNI
(Persero) Tbk Cabang Makassar dengan perusahaan perbankan lainnya.
Bertitik tolak dari uraian yang dikemukakan di atas, maka
penulis tertarik untuk meneliti masalah Analisis SWOT dengan memilih judul : “ Analisis SWOT
Dalam Pemasaran Produk Tabungan BNI Taplus Pada PT. BNI
(Persero) Tbk Cabang Makassar.”
Dengan adanya analisis faktor eksternal dan internal dalam pemasaran produk Taplus maka kinerja pemasaran produk tabungan dalam tahun terakhir mengalami peningkatan, dengan adanya peningkatan dalam kinerja pemasaran maka PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar perlu mengambil langkah-langkah strategi pemasaran. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang yang akan dihadapi oleh PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar dengan perusahaan perbankan lainnya Jam Buka Bank BNI
BalasHapus