PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN (SERVQUAL) TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH BANK...(311)

 

Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasarkan pada azas kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service) (Kotler, 2000).

Sebagai lembaga yang bergerak  dalam bidang  jasa, maka untuk dapat  memenangkan  persaingan yang kompetitif, Lembaga Perbankan harus dapat menerapkan  strategi  yang  berorientasi  kepada  pelanggan  (customer  oriented) dengan cara  meningkatkan  kinerjanya sehingga  dapat  memuaskan nasabah  sebagai pelanggan internalnya.

Kualitas pelayanan yang semakin baik merupakan faktor yang berharga dalam dunia perbankan. Peningkatan kualitas pelayanan sangat penting bagi perusahaan jasa karena akan menarik minat konsumen untuk membeli produk jasa yang ditawarkan. Konsumen yang merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan akan terus membeli produk yang ditawarkan, sehingga status konsumen akan berubah menjadi pelanggan. Salah satu cara untuk mentranformasi konsumen menjadi pelanggan atau nasabah adalah dengan memenuhi kepuasan dan memberikan kualitas pelayanan yang unggul.

Kepuasan pelanggan merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian serius bagi lembaga yang bergerak di bidang jasa terutama jasa perbankan, karena kepuasan merupakan salah satu kunci untuk dapat mempertahankan pelanggan. Pelanggan yang sangat puas, umumnya lebih lama setia, membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan meningkatkan produksi yang ada. Pelanggan yang setia tidak banyak memberikan perhatian pada merek pesaing dan tidak terlalu peka terhadap harga (Kotler, 2000).

Kepuasan pelanggan menempati posisi penting dalam praktek di dunia bisnis, karena manfaat yang ditimbulkannya bagi perusahaan. Pelanggan yang loyal jauh lebih bernilai ketimabang sekedar pelanggan puas, sebab pelanggan yang loyal merupakan sumber pendapatan perusahaan yang paling bisa diandalkan. Sekali mereka loyal, terhadap produk atau jasa tertentu, bisa jadi sepanjang hidup mereka akan menggunakan produk atau jasa itu. Artinya mereka yang berperan besar menyumbang terhadap pendapatan dan keuntungan perusahaan. Kepuasan bisa semakin besar apabila komplain pelanggan dapat diselesaikan dengan baik.  

 Kepuasan pelanggan sendiri menurut Tjiptono (2005:366), dapat diukur melalui enam konsep pengukuran, antara lain :

1.   Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction).

Dengan cara menanyakan langsung kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan/jasa perusahaan bersangkutan.

Kedua, menilai dan membandingkan dengan tingkat kepuasan pelanggan keseluruhan terhadap produk /jasa para pesaing.

2.   Dimensi Kepuasan Pelanggan.

Proses ini terdiri atas empat langkah. Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai produk/jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai produk/jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama. Dan keempat, meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.

3.   Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectations)

Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting.

4.   Minat Pembelian Ulang

Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi.

5.   Kesediaan Untuk Merekomendasi (Willingness to Recommend)

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan hanya terjadi satu kali pembelian, dan kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.

6.   Ketidakpuasan Pelanggan (Customer Dissatisfaction)

Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan pelanggan, meliputi (a) komplain; (b) retur atau pengembalian produk; (c) biaya garansi; (d) product recall (penarikan kembali produk dari pasar); (e) gethok tular negatif; dan (f) defections (konsumen yang beralih ke pesaing).

Kepuasan yang dirasakan pelanggan atau nasabah akan berdampak positif bagi perusahaan, diantaranya akan mendorong loyalitas pelanggan dan reputasi perusahaan. Kepuasan dalam dunia perbankan merupakan sesuatu yang hakiki. Kepuasan dapat berupa kerahasiaan, keamanan, kebanggaan dan kemudahan. Oleh  karena itu, setiap perusahaan perlu berupaya memahami nilai-nilai yang diharapkan pelanggan dan atas dasar itu kemudian berusaha memenuhi harapan tersebut semaksimal mungkin.

Perusahaan yang gagal memuaskan pelayanannya akan menghadapi masalah yang kompleks. Umumnya pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada orang lain dan bisa dibayangkan betapa besarnya kerugian dari kegagalan memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, setiap perusahaan jasa wajib merencanakan, mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengendalikan sistem kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat memuaskan para pelanggannya.

Kualitas dan loyalitas pelanggan berkaitan erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Ikatan seperti ini dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka, dengan demikian perusahaan tersebut dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.

Loyalitas pelanggan dalam bidang jasa merupakan elemen penting dan menentukan dalam menumbuhkembangkan perusahaan agar tetap eksis dalam menghadapi persaingan. Demikian pula dengan bisnis perbankan, merupakan bisnis yang berdasarkan pada azas kepercayaan, masalah kualitas layanan (service quality) menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan bisnis ini.

Upaya untuk mewujudkan loyalitas pelanggan secara menyeluruh memang tidak mudah, dikarenakan pelanggan yang dihadapi saat ini berbeda dengan pelanggan yang lalu. Maka pihak manajemen bank harus dapat melihat apa yang diinginkan oleh pelanggan, untuk itu bank sebagai pihak penyedia jasa harus mampu memberikan perhatian penuh pada kualitas pelayanan agar pelanggan merasa puas dan selanjutnya akan terbentuk loyalitas pelanggan.

Kotler et al (2002) menyebutkan ada enam alasan mengapa suatu institusi perlu mendapatkan loyalitas pelanggannya. Pertama: pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya pelanggan loyal akan memberi keuntungan besar kepada institusi. Kedua: biaya mendapatkan pelanggan baru jauh lebih besar dibandingkan dengan menjaga dan mempertahankan pelanggan yang ada. Ketiga: pelanggan yang sudah percaya pada institusi dalam suatu urusan akan percaya juga dalam urusan lainnya. Keempat: biaya operasi institusi menjadi efisien jika memiliki banyak pelanggan loyal. Kelima: institusi dapat mengurangkan biaya psikologis dan sosial dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak pengalaman positif dengan institusi. Keenam: pelanggan loyal akan selalu membela institusi bahkan berusaha pula untuk menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.

Kepuasan pelanggan akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan telah dilakukan oleh Bowen et al (2001), sejauh ini mengambil subyek pada industri jasa seperti maskapai penerbangan, bank dan toko. Diantara penelitian-penelitian yang dilakukan di industri jasa bank tersebut yang sangat relevan dengan penelitian ini antara lain dilakukan oleh Bloemer, Ruyter dan Peters (1998) dan Nguyen & LeBlanc (1998). Penelitian yang dilakukan oleh Bloemer, Ruyter dan Peters (1998) meneliti bagaimana citra, kualitas layanan yang dirasakan dan kepuasan dapat menentukan loyalitas dalam setting bank retail pada level konstruksi global dan pada level dimensi konstruksi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas layanan berhubungan secara langsung dan tidak langsung dengan loyalitas pelanggan. Sedangkan Nguyen & LeBlanc (1998) menyelidiki efek  kepuasan konsumen, kualitas jasa dan nilai pada persepsi citra perusahaan dan loyalitas pelanggan pada industri jasa perbankan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan dan kualitas layanan berkaitan dengan berkaitan positif dengan nilai dan kualitas layanan tersebut berpengaruh lebih kuat pada nilai daripada kepuasan. Kepuasan pelanggan dan persepsi citra mempunyai pengaruh terhadap loyalitas jasa dengan kepuasan yang memberikan pengaruh lebih besar pada loyalitas daripada citra.

Dari uraian tersebut nampak bahwa terdapat dua faktor utama yang  mempengaruhi kualitas  layanan yaitu :  expected  service (layanan yang di harapkan) dan perceived  service  (layanan yang  diterima).  Dengan demikian  maka  kualitas  layanan dapat diukur dengan  membandingkan  antara kualitas layanan yang diharapkan  dengan  yang diterima  dan dirasakan  oleh para  pelanggan .

Apabila perceived  service sesuai dengan  expected  service, maka  kualitas  layanan yang diberikan dapat dirasakan dengan baik dan memuaskan.  Sedangkan bila kualitas  layanan yang diterima  melampaui  harapan, maka  kualitas layanan  yang dirasakan sebagai kualitas yang ideal, sebaliknya  bila kualitas layanan yang diterima  lebih rendah dari  yang diharapkan, maka kualitas layanan  dikatakan  jelek dan tidak memuaskan. Dengan demikian ideal dan rendahnya  kualitas jasa   tergantung pada  kemampuan penyedia  jasa dalam   memenuhi  harapan  pelanggan.

 Terdapat lima unsur atau dimensi yang digunakan sebagai kerangka perencanaan  dan anlisis  untuk  mengukur kualitas layanan  sehingga pelanggan   merasa puas atau  tidak terhadap  layanan  yang diberikan  lembaga. Kelima unsur  tersebut adalah  : (1) reliability  (kehandalan )  yaitu kemampuan untuk memberikan layanan dengan segera, akurat, konsisten   dan memuaskan ; (2) responsiveness (daya  tanggap), yaitu keinginan atau kesediaan  para  staf  untuk  membantu para pelanggan  dan memberikan layanan dengan tanggap; (3) assurance  (jaminan),  yaitu  mencakup pengetahuan kompetensi, kesopanan, dan sifat  dapat dipercaya yang dimiliki para  staf, bebas dari bahaya resiko dan kergu-raguan; (4)  empaty (empati)  yaitu  meliputi  kemudahan dalam  melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi  dan memahami kebutuhan  para pelanggan ; (5) tangibles (bukti fisik)  yaitu fasilitas  fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi (Parasuraman dalam  Itzsimmons  dan  Fitzsimmons, 1994 ).

Oleh karena kualitas layanan menjadi tolok ukur untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas nasabah dan kepuasan merupakan variabel yang krusial  untuk diperhatikan guna menumbuhkembangkan loyalitas nasabah maka penlitian ini  memfokuskan pada Analisis  Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank BUKOPIN Malang.

 Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger