PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, SEMANGAT KERJA DAN SITUASI KERJA TERHADAP IKLIM ORGANISASI DI ... (346)

 

Organisasi sebagai wadah bagi orang-orang dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Pada dasarnya organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Di dalam menjalankan kerjasama tersebut dibutuhkan koordinasi, interaksi, komunikasi serta dibutuhkan persepsi yang sama agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus agar dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya didalam menghadapi persaingan dengan organisasi lain. Untuk mencapai tingkat keunggulan bersaing yang tinggi dan berkesinambungan, sebuah organisasi tidak lagi semata-mata tergantung pada kemajuan tehnologi yang dipergunakan ataupun posisi strategisnya, akan tetapi lebih menekankan pada pengelolaan tenaga kerja atau sumberdaya manusia yang ada (Pfeffer, 1995). Oleh karena itu organisasi harus mampu mengembangkan sumberdaya manusia yang dimilikinya untuk dapat bersaing dan menjadi yang terbaik dilingkungannya.

Gomes (1997) menyatakan bahwa unsur manusia di dalam organisasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena manusialah yang biasa mengetahui input-input apa yang perlu diambil dari lingkungan dan bagaimana caranya untuk mendapatkan dan menangkap input-input tersebut, tehnologi dan cara apa yang dianggap paling tepat untuk mengolah atau mentransformasikan input-input tersebut menjadi output yang dapat memenuhi keinginan pasar atau publik (lingkungan). Oleh karena itu organisasi harus berusaha untuk mengelola sumber daya manusia yang dimilikinya sebaik mungkin supaya kinerja operasionalnya dapat optimal.

Untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusianya, selain meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya, juga sangat penting bagi seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan mengawasi bawahannya, menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan, dimana seorang pemimpin dapat membina dan mengarahkan bawahannya sesuai dengan gaya atau style yang dimilikinya, sehingga bisa saja pada saat tertentu sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang menerapkan gaya partisipatif atau pada saat yang lain dan di tempat yang berbeda dibutuhkan  seorang pemimpin yang memiliki gaya supportive. Menurut Druker dalam Rasimin (1988), bekerja adalah suatu kegiatan yang unik, menyangkut kekuasaan, kepribadian masyarakat, ekonomi, serta fisiologis. Kemudian Rasimin mengungkapkan bahwa bekerja adalah kegiatan pokok dari suatu aktivitas yang dapat dibagi menjadi sejumlah dimensi kekuasaan tersebut adalah gaya seorang pemimpin dalam memimpin, mengarahkan dan mengawasi bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi.

Setiap pemimpin memiliki ciri khas atau gaya tersendiri dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan (leadership style) sebenarnya berkaitan dengan bagaimana pemimpin menjalankan tugas kepemimpinannya, misalnya gaya apa yang akan digunakan dalam merencanakan, merumuskan dan menyampaikan perintah, himbauan, maupun ajakan. Untuk memahami kepemimpinan yang sukses, memusatkan diri pada apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin adalah gayanya. Corak atau gaya pemimpin (Leader Styles) seorang manajer sangat berpengaruh terhadap efektifitas seorang pemimpin, sehingga Robbins (1996:39) mengartikan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Robbins juga membedakan macam-macam gaya kepemimpinan dengan mengutip pendapat House (1996:52) sebagai berikut :

a)      Kepemimpinan direktif, merupakan kepemimpinan yang membuat bawahan agar tahu apa yang diharapkan pimpinan mereka, menjadwalkan kerja untuk dilakukan, memberi bimbingan khusus mengenai bagaimana menyelesaikan tugas.

b)      Kepemimpinan yang mendukung, yaitu kepemimpinan yang bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan.

c)      Kepemimpinan Partisipatif, adalah kepemimpinan yang berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan.

d)      Kepemimpinan Berorientasi Prestasi, merupakan kepemimpinan yang menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi pada tingkat tertinggi mereka.  

Gaya kepemimpinan menurut Robbins (1996:45) merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Robbins juga menjabarkan gaya kepemimpinan secara jelas beserta contoh penerapannya dalam kajian aktual.

Perbedaan gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individu dan perilaku kelompok dalam organisasi. Sebagai contoh, partisipasi dalam pengambilan keputusan pada gaya kepemimpinan demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan manajer dengan bawahan, menaikkan moral dan kepuasan kerja pegawai, dan menurunkan ketergantungan terhadap pemimpin 

Oleh karena itu penerapan gaya kepemimpinan yang baik haruslah disesuaikan dengan situasi dan kondisi kerja. Seorang pemimpin harus dapat membaca situasi, kapan harus menerapkan gaya directive, kepemimpinan yang mendukung atau bahkan kepemimpinan demokratisnya.

Penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dalam organisasi dapat menjadi jembatan untuk mencapai tujuan organisasi, namun ada beberapa variabel lain yang dapat menjembatani pencapaian tujuan organisasi, salah satunya adalah semangat kerja karyawan dan situasi kerja organisasi. Bagaimanapun baiknya gaya kepemimpinan yang diterapkan jika tidak ditunjang dengan semangat kerja karyawan dan situasi  kerja yang kondusif, maka tujuan organisasi akan sulit diwujudkan.

Semangat kerja merupakan gairah untuk menjalankan pekerjaan lebih giat, sehingga pekerjaan akan dapat dikerjakan dan diselesaikan secara lebih cepat dan lebih baik. Setiap pegawai hendaknya memiliki semangat kerja yang tinggi, agar pekerjaan yang dibebankan kepadanya dapat diselesaikan dengan segera. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Nitisemito (1998) bahwa hanya melalui semngat kerja yang tinggi seorang pemimpin dapat mencapai tujuan melalui karyawannya. 

Semangat kerja dalam bahasa Inggris disebut work satisfaction atau sering disebut job satisfaction merupakan hal yang perlu mendapat perhatian dari pihak pimpinan organisasi, Instansi atau perusahaan. Lalu muncul pertanyaan mengapa semangat kerja memerlukan perhatian dari pihak organisasi atau perusahaan?

Menurut pendapat Louis A. Alien yang dikutip oleh Moh. As'ad (1981) tentang pentingnya unsur-unsur manusia dalam menjalankan roda industri, Louis A. Alien berpendapat bahwa : Betapapun sempurnanya rencana-rencana organisasi dan pengawasan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat dicapainya.

Apabila semangat kerja ini sudah timbul secara alami dari dalam diri karyawan, maka akan dapat berkerja dengan senang yang pada akhirnya menimbulkan kepuasan kerja. Menurut Savery (1987), kepuasan kerja yang rendah menyebabkan rendahnya produktifitas. Sebaliknya produktifitas akan meningkat karena kepuasan yang tinggi. Seperti teori dari Theory Discrepancy dan teory Equity (As'ad, 1991) menekankan bahwa kepuasan orang dalam bekerja ditengarai oleh dekatnya jarak antara harapan dan kenyataan, yaitu kenyataan yang didapat sesuai dengan harapannya. Demikian juga yang diterima rekan sekerja lain adalah sama atau adil seperti yang diterima sesuai dengan pengorbanannya. Teori dasar intrinsik dan extrinsik, dimana faktor intrinsik merupakan sumber kepuasan kerja, sedangkan faktor ekstrinsik merupakan pengurang ketidakpuasan dalam bekerja.

Situasi kerja merupakan kondisi atau keadaan yang harus dihadapi oleh bawahan ketika mereka harus melakukan hubungan atau interaksi dengan atasan, sehingga untuk mewujudkan hubungan atau interaksi tersebut dibutuhkan komunikasi yang efektif agar tujuan organisasi dapat tercapai. Melalui komunikasi yang efektif diharapkan seseorang dapat melakukan kegiatan sebagaimana yang dikehendaki oleh lawan bicaranya, segala ketidakpastian menjadi pasti dan dengan komunikasi pula akan diperoleh replikasi ingatan, sehingga orang mempeoleh kepastian dalam melaksanakan tugas yang dikehendaki orang lain.

Gaya kepemimpinan seseorang dalam menjalankan organisasi  sangatlah menentukan keberhasilannya dalam menjalin hubungan dan komunikasi dengan para bawahannya. Apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan sudah tepat dan arus komunikasi yang dikembangkan juga dapat memonitor mekanisme yang tersedia bagi organisasi maka akan tercipta iklim organisasi yang sangat menunjang bagi keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Gibson (1996) iklim organisasi merupakan serangkaian sifat lingkungan kerja, yang dijalani dan dinilai langsung maupun tidak langsung oleh pegawai, yang dianggap menjadi kekuatan utama dalam mempengaruhi perilaku. Iklim organisasi mempunyai fungsi mempengaruhi tindakan pegawai sebagai individu yang mandiri atau bagian dari sebuah interaksi kelompok maupun sebagai bagian kolektif dari organisasi. Singkatnya bahwa adanya iklim organisai yang baik dan kondusif akan mempengaruhi kinerja pegawai.

Davis (1986) menyatakan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan manusia dimana para pegawai dalam organisasi tersebut melakukan pekerjaan mereka. Pengertian ini mengacu pada lingkungan suatu departemen, unit organisasi yang penting atau suatu organisasi secara keseluruhan. Pada gilirannya iklim dipengaruhi dan / atau mempengaruhi hampir semua hal yang terjadi dalam organisasi. Iklim adalah merupakan suatu konsep atau sistem yang dinamis.

Oleh karena itu menurut Davis (1997) ada dua aspek penting yang harus diperhatikan dari iklim organisasi yaitu tempat kerja itu sendiri dan perlakuan karyawan atau pegawai yang diterima dari manajemen. Karyawan akan merasakan bahwa suatu iklim akan menyenangkan apabila mereka dapat melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang berguna dan memberikan rasa kemanfaatan pribadi. Dengan demikian kemampuan organisasi mencapai tujuan adalah tergantung pada iklim organisasi yang diciptakan. 

Konsekuensinyaa, untuk mengkaji sejauh mana organisasi mampu menciptakan iklim organisasi yang menyenangkan bagi karyawannya adalah dengan melihat perilaku dari para pemimpinnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Litwin dan Stranger (dalam Hawarni :1999) bahwa terbentuknya iklim organisasi dipengaruhi oleh motivasi dan perilaku orang-orang kunci yang ada dalam organisasi yaitu pemimpinnya.

Namun demikian bagaimana pemimpin mempengaruhi pegawai atau karyawannya untuk menciptakan iklim organisasi yang menyenangkan tergantung pada apakah situasi kerja yang ada, mendukungnya atau tidak. Hal ini seperti yang ditegaskan oleh Fiedler (1998) bahwa kepemimpinan yang berhasil tergantung pada penerapan gaya seorang pemimpin terhadap tuntutan situasi. Dengan demikian suatu gaya kepemimpinan akan terasa paling efektif kalau gaya tersebut digunakan pada situasi yang tepat (Sujak : 1995)  

Selanjutnya Purnomosidhi (1996) menyatakan bahwa iklim organisasi yang tidak menunjang penampilan kerja yang produktif, penyediaan tehnologi dan kondisi kerja yang tidak memadai, arus komunikasi yang tidak menunjang dalam artian kuantitas maupun kualitas, praktek pengambilan keputusan yang tidak obyektif di semua jenjang organisasi maupun kesejahteraan pegawai yang kurang diperhatikan, di sisi lain akan mengakibatkan rendahnya tingkat kepuasan dan prestasi kerja pegawai.

Berdasarkan penjabaran uraian diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian ini dengan “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Semangat Kerja dan Situasi Kerja terhadap Iklim Organisasi di Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo”.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi, dimana sudah ada beberapa peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian semacam ini pada tempat dan obyek yang lain. Penelitian ini juga mendasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, namun ada beberapa instrumen penelitian yang perlu disesuaikan dengan lokasi penelitian ini, sehingga membuat penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pengembangan instrumen terutama disesuaikan dengan pengembangan variabel dan kondisi di lapangan.

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger