PENGARUH PROFIL PEMIMPIN, KOMITMEN PEMIMPIN DAN PENGGUNAAN KEKUASAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI ... (337)

 

Menurut Terry (Winardi,2000:50); Kepemimpinan merupakan suatu hubungan di mana satu orang mempengaruhi orang lain agar mau bekerja kearah pencapaian sasaran tertentu. Hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin bukanlah hubungan satu arah tetapi senantiasa harus terdapat adanya interaksi . Gaya kepemimpinan memainkan peranan penting dalam membantu kelompok organisasi dimanapun mereka berada. Sifat-sifat yang tampak dengan prilaku pribadi seorang pemimpin juga memainkan posisi sangat strategis. Gaya kepemimpinan (leadership style) , secara langsung maupun tidak berimplikasi terhadap bawahan. Pertama adanya kesediaan menerima petunjuk/pengarahan dari pemimpin, menentukan proses kepemimpinan sehingga system dapat berjalan dengan baik. Kedua kepemimpinan menyangkut pembagian kekuasaan antara pemimpin dan angggotanya. Ketiga strategi pemimpin memberikan pengarahan kepada bawahannya, dengan menciptakan pengaruh, meyakinkan, sugesti/ hipnotis, ancaman, interogasi, penangkapan, tekanan fisik dan pembatasan kebebasan.

Kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial yang kokoh . Menurut Timpe (Umar,2000:31) terdapat lima landasan kepemimpinan yang kokoh yaitu : cara berkomunikasi, pemberian motivasi, kemampuan memimpin, pengambilan keputusan, dan kekuasaan yang positif. Seorang pemimpin yang baik harus dapat mempengaruhi kelompoknya, sebagai tanda bahwa pemimpin tersebut dapat menjalankan tugasnya . Pemimpin organisasi  masa depan  harus memiliki pandangan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan  secar professional maupun secara pribadi dan kekuasaan untuk  bertahan menghadapi kemunduran bahkan kegagalan. Pemimpin harus melihat ke depan dan mengetahui ke mana roda organisasi akan dijalankan.

Seorang pemimpin sebaiknya mampu menjadi teladan yang dapat memberikan motivasi bagi para pengikutnya untuk bekerja sebaik-baiknya secara bertanggungjawab, di samping perlu memiliki visi yang jelas, wawasan etis yang tinggi dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada para pengikutnya. Pemimpin juga harus mampu membangun kepercayaan pengikutnya, karena “kepercayaan adalah perekat emosional antara pengikut dan pemimpin menjadi satu “ (Bennis dan Nanus dalam Kirana, 1997:64). Menurut Bennis (1994 : 198-199) ada empat unsure yang dapat digunakan oleh para pemimpin bisnis untuk membangkitkan dan mempertahankan kepercayaan yaitu : keteguhan,kesesuaian, keandalan dan integritas. Pemimpin menghormati komitmen yang dibuat dan bila factor-faktor ini dimilikinya maka karyawan akan berpihak kepadanya dan membuat para pengikutnya setia. Hubungan manusiawi yang menekankan suatu lingkungan yang menyenangkan untuk bekerja, karena kondisi kerja yang bagus, nyaman, simpatik dan memotivasi untuk bekerja giat, berpengaruh tehadap peningkatan kinerja karyawan serta penghargaan yang layak dan dapat diterima oleh semua pihak yang ada di lingkungan kerja tersebut, pada akhirnya mempengaruhi kepuasan kerja. Proses memberikan motivasi  kepada bawahan sangat bergantung pada gaya kepemimpinan yang kondusif sesuai dengan lingkungan kerja yang menyenangkan.

Pada dasarnya kepemimpinan itu berkaitan dengan proses  mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Perilaku seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan organisasi dilandasi oleh gaya kepemimpinan yang dimainkan atau diperankannya. Kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari Manajemen Sumberdaya Manusia, oleh karena itu merupakan salah satu fungsi manajemen dimana seorang pemimpin mengarahkan, dan mempengaruhi bawahannya atau orang lain untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa kepemimpinan  (leadership) merupakan pokok atau   inti dari pada manajemen. Kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan kemampuan motivasi, komunikasi dan hubungan antar manusia.  Seorang pemimpin harus memotivasi dirinya sendiri dan orang lain agar mau bekerja satu sama lain memberikan kinerja yang baik  untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pemimpin yang mampu berkomunikasi dan mampu berhubungan manusiawi dengan orang lain (human relations) dengan baik akan lebih mudah mempengaruhi dan menggerakkan orang lain sesuai dengan keinginannya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.  Sehingga peranan yang dimainkan disadari atau tidak akan membawa dampak bagi lingkungannya.  Tanpa kepemimpinan yang baik, sulit bagi seorang manajer atau pemimpin untuk menjalankan fungsi manajemen dengan semestinya. Perencanaan yang baik, organisasi yang memadai, anggaran yang besar, sarana dan prasarana yang lengkap belum menjamin akan diperoleh hasil kegiatan (output) yang diinginkan.

 Dengan fenomena perobahan yang begitu pesat di era globalisasi yang sekarang sedang kita hadapi, merupakan salah satu faktor pendorong agar setiap institusi atau organisasi termasuk organisasi pemerintahan untuk dapat memiliki keandalan atau keunggulan di berbagai segi, baik sumberdaya manusia maupun infrastruktur pendukung lainnya. Oleh karena itu pemimpin sebagai motor atau penggerak kebijaksanaan di lembaganya, memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan visi dan misi yang berdimensi terciptanya keunggulan atau mutu SDM yang baik yang dihasilkan oleh adanya kinerja atau system hubungan interpersonal dan antarpersonal yang baik, baik dari pimpinan terhadap staf, antar staf maupun antara pimpinan dan staf yang mempunyai sifat interdependen yang baik dalam kaitannya dengan tugas. 

Dengan adanya kinerja yang baik dari seluruh sumberdaya yang ada baik pimpinan maupun pegawai diharapkan visi dan misi tersebut akan tercapai.  Dengan konsep kemandirian yang terpimpin merupakan inspirasi bagi lembaga untuk mengetahui strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threats (ancaman) bagi dirinya sendiri dibandingkan dengan lembaga-lembaga lainnya, sehingga mampu memanej secara optimal sumberdaya yang ada. Porter (1990) memberikan  empat atribut keunggulan, sebagai the diamond of national advantage, yaitu: kondisi faktor di dalamnya, yang menyangkut skill dan infrastrukturnya, kondisi domestic demand  lembaga, adanya supporting institution untuk berkembang dan maju, yang menunjang berkembangnya institusi yang berkompeten, kondisi persaingan (rivalry) domestik dan strategi yang akomodatif. Keempat kondisi tersebut menjadi parameter kondisi yang kondusif bagi suatu institusi untuk maju sesuai manajemen mutu berbasis masyarakat tersebut.

Dikatakan oleh Mintzberg (dalam Locke, 1997: 20) bahwa untuk bekerja dengan baik, seorang pemimpin harus terus menerus bekerja demi sukses dan perbaikan. Secara umum para pemimpin dan manajer melakukan sejumlah pekerjaan dengan amat tekun. Lebih lanjut oleh Boyatzis (dalam Locke, 1997: 20) didapati bahwa para manajer dan eksekutif unggul mempunyai orientasi efisiensi yang lebih dibandingkan eksekutif kebanyakan, selalu ingin melakukan sesuatu dengan cara yang lebih baik daripada yang dilakukan orang lain.

Kepemimpinan (leadership) selalu terkait dengan kekuasaan (power), dimana kekuasaan merupakan sarana alat untuk mempengaruhi orang lain. Proses mempengaruhi orang lain guna mencapai suatu tujuan dikenal sebagai kepemimpinan. Sedangkan orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain disebut pemimpin. Dalam rangka mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan organisasi, maka seorang pemimpin perlu memiliki kekuasaan dan bisa menggunakannya dengan efektif.

Para pemimpin sukses harus mampu menggunakan kekuasaan terhadap para bawahan, memerintahkan pada mereka apa yang mesti dilakukan, dan menerapkan sanksi positif dan negatif secara tepat. Seseorang yang tidak sanggup menggunakan kekuasaan akan mendapatkan kesulitan dalam menjalankan peran kepemimpinannya (Locke, 1997: 3). Dalam kajian Kepemimpinan Super (Super Leadership) yaitu kepemimpinan yang mengarahkan orang-orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri, dicatat bahwa sarana-sarana mendasar dalam memantapkan komitmen dan antusiasme yang diperlukan untuk meraih kinerja jangka panjang dalam suatu organisasi adalah membuka lebar-lebar munculnya kepemimpinan diri (Self Leadership) dari setiap orang (Manz dan Sims, 1989: 1-7).

Lebih lanjut pada pemimpin yang sukses menetapkan contoh-contoh dan terlibat alam perilaku simbolik yang memberitahu para pengikut apa yang diharapkan dari mereka, juga memberitahu perilaku-perilaku seperti apa yang layak (Locke, 1997: 100). Kemudian dikatakan Locke dan Latham (dalam Locke, 1997: 115) bahwa untuk memperoleh umpan balik yang berguna dan tepat, harus ada ukuran kinerja (performance measurement) yang cermat untuk menaksir tingkat sasaran yang dibutuhkan demi tercapainya kinerja optimal. Pemimpin harus merancang sebuah sistem dimana perilaku dan atau kerja individual karyawan dan manajer bisa diukur secara obyektif.

Dari pertimbangan-pertimbangan yang telah diilustrasikan kiranya tidak terlalu berlebihan bisa peneliti berkeinginan untuk melakukan studi tentang “PENGARUH PROFIL PEMIMPIN KOMITMEN PEMIMPIN DAN PENGGUNAAN KEKUASAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA KABUPATEN PROBOLINGGO”

Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger