Belakangan ini lingkungan pendidikan
dan organisasi mengalami perubahan yang sangat cepat, globalisasi, liberalisasi
pendidikan, deregulasi dan kemajuan teknologi informasi menciptakan realitas
baru persaingan yang kian ketat. Kita tak dapat memperkirakan dengan mudah apa yang akan terjadi esok hari,
segalanya serba tak menentu, akan terjadi kondisi ini tidak dapat dihindari. Untuk
itu organisasi terus membutuhkan kerjasama dari berbagai sumber daya yang
dimiliki untuk tumbuh menjadi besar, kokoh, bertahan, dan tangguh menghadapi
aneka ragam tantangan serta unggul dalam persaingan.
Agar terjadi kerjasama maka
diperlukan pemimpin yang dapat memberikan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan mengelola sumber daya manusia dan diperlukan kedisiplinan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta mendukung satu sama
lain untuk memberikan kontribusi terbaik bagi organisasi.
Pencapaian tujuan organisasi
merupakan fokus utama dibentuknya organisasi, baik organisasi publik maupun
organisasi pendidikan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan
program-programnya bila orang yang bekerja dalam organisasi itu dapat melakukan
tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya masing-masing,
serta mendukung satu sama lain untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi organisasi.
Untuk itu diperlukan seorang pemimpin yang dapat memberikan pengaruhnya dan mengarahkan
segala sumber daya ke arah pencapaian tujuan organisasi (Thoha, 2001).
Di dalam lingkungan pendidikan
yang semakin kompleks dan selalu berubah seperti saat ini diperlukan
kepemimpinan yang mampu mengantisipasi kondisi ke depan, yang lebih relevan
dengan situasi yang serba kompleks seperti sekarang ini. Esensi kepemimpinan
adalah memfasilitasi pengembangan individu untuk merealisasikan potensi
dirinya.
Pada akhirnya kemajuan
organisasi terutama pada Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar tentunya bergantung
pada kualitas dan perilaku pemimpin serta disiplin kerja Pegawai itu sendiri.
Seperti yang dikemukakan Purnomosidi (1990) menyatakan bahwa:
Kepemimpinan merupakan variabel yang harus
dipertimbangkan karena dianggap mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja
kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain supaya berbuat
yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan berorganisasi.
Suatu organisasi akan
berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bawa
pemimpinlah yang bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan,
merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada
posisi yang terpenting (Thoha, 2001).
Selain itu kepemimpinan yang
dapat mempengaruhi organisasi di dalam proses pencapaian tujuan maka komitmen
individu dalam organisasi, disiplin kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja
pegawai, sebab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan pertambahan
penduduk yang terus meningkat, masalah lingkungan, keterbukaan komunikasi yang
menyebabkan tranformasi nilai dalam kehidupan. Semua itu menuntut kualitas
sumber daya manusia serta disiplin individu yang ada dalam organisasi.
Adapun yang dimaksud dengan
disiplin seperti yang dikemukakan oleh Simomora dikutip oleh Thoha (1997)
adalah seperti berikut: Disiplin (discipline) adalah prosedur yang
mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin
merupakan bentuk pengendalian diri Pegawai dan pelaksanaan yang teratur dan
menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi. Tindakan
disipliner menuntut suatu hukuman terhadap Pegawai yang gagal memenuhi
standar-standar yang ditentukan. Tindakan disipliner yang efektif terpusat pada
perilaku Pegawai yang salah, tidak pada Pegawai sebagai pribadi. Tindakan
disipliner yang dilaksanakan secara tidak benar adalah destruktif bagi Pegawai
dan organisasi. Dengan
demikian, tindakan disipliner haruslah tidak diterapkan secara serampangan.
Kepemimpinan mencakup aspek
kemampuan menggerakkan, mengerahkan dan mempengaruhi bawahan atau anggota
organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan demi tercapainya tujuan
bersama. Dari definisi
tersebut terdapat tiga implikasi yaitu: (1) Kepemimpinan meliputi penggunaan
pengaruh dan semua hubungan dapat melibatkan kepemimpinan; (2) Kepemimpinan
mencakup pentingnya proses komunikasi yang bisa mempengaruhi perilaku dan
prestasi kerja pengikutnya; (3) Kepemimpinan memfokuskan pada pencapaian
tujuan, karena pemimpin yang efektif harus berhubungan dengan tujuan individu,
kelompok, dan organisasi.
Efektitivitas dan
keberhasilan organisasi ditentukan oleh kualitas pemimpin dalam memimpin
organisasi dan juga kualitas Pegawai sebagai anggota organisasi. Pegawai harus
merasa tertarik, merasa memiliki, sehingga akan mempertahankan keberadaannya di
dalam organisasi. Perasaan memiliki terhadap organisasi akan mendorong Pegawai
untuk melakukan tugasnya dengan baik bahkan mereka rela melakukan pekerjaan
ataupun tugas di luar tanggung jawab pekerjaannya demi kelangsungan hidup
organisasi.
Dalam situasi saat ini
diperlukan para pemimpin organisasi yang
mampu menghadapi perubahan berkesinambungan. Dengan demikian organisasi dapat
besaing dalam situasi ekonomi yang perubahannya secara tepat, kepemimpinan yang
diperlukan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar pada saat ini adalah kepemimpinan
yang dapat meningkatkan kesadaran bawahan dengan memberikan dorongan, cita-cita
dan nilai moral yang lebih tinggi serta pengembangan potensi dan performance
bawahannya.
Peneliti Universitas Ohio
(Hersey and Blachard, 1992) berusaha mengidentifikasi berbagai dimensi perilaku
pemimpin, dan mendefinisikan kepemimpinan sebagai perilaku seseorang pada saat
mengarahkan aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Pada akhirnya
maka mempersempit uraian perilaku pemimpin dalam 2 dimensi: struktur inisiasi
dan konsiderasi (initiating structure & consideration). Struktur
inisiasi mengacu pada perilaku pemimpin dan menggambarkan hubungan antar
dirinya sendiri dengan anggota kelompok kerja, dalam membentuk pola organisasi,
saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik.
Struktur konsiderasi mengacu pada perilaku yang menunjukkan persahabatan,
kepercayan timbal balik, rasa hormat dan kehangatan dalam hubungan antar
pemimpin dengan anggotanya. Untuk itu diperlukan seorang pemimpin yang mampu
memotivasi bawahan, menciptakan keyakinan, dan kekuatan yang dapat menggerakkan
potensi bawahan, melakukan unjuk kerja yang maksimal.
Perilaku pemimpin yang
demikian sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten
Blitar sebagai suatu unit organisasi yang memberikan pelayanan bagi masyarakat
umum di Kabupaten Blitar. Perilaku pemimpin Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar sudah
menunjukkan keadaan yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku
pemimpin dalam melaksanakan tugas, perilaku pemimpin dalam membangun hubungan
dengan kematangan Pegawai dan disiplin kerja serta upaya peningkatan kinerja dengan
para Pegawai sudah berjalan dengan baik.
Hal ini bisa dibuktikan pada
perilaku pemimpin yang berorientasi pada tugas di Dinas Pendidikan Kabupaten
Blitar. Pemimpin memberikan wewenang tugas kepada bawahan dan bawahan akan
melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang di perintahkan. Apabila tugas yang
diberikan kepada bawahan itu terlalu rumit dipahami maka, pimpinan akan
memberikan penjelasan dan pengarahan sampai bawahan itu paham dan mengerti
sehingga mampu meningkatakan kinerja pegawai secara baik. Dengan demikian tugas
bisa dilaksanakan sesuai dengan apa yang diinginkan. Untuk pelaksanaan
pekerjaan itu tidak di targetkan dalam waktu sekian hari harus selesai tetapi
pelaksanaan itu dikerjakan selesai dan sesuai dengan bobot yang diinginkan.
Pada waktu pelaksanaan tugas bawahan bekerja dengan sebaik-baiknya. Dan pada
waktu itu pengawas selalu mengontorol kerja bawahan agar bawahan bekerja dengan
sungguh-sungguh. Di dalam pelaksanan ini bawahan memang semuanya sudah paham
akan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam setiap harinya
semua menjalankan tugas sesuai dengan apa yang diperintahkan pemimpin.
Perilaku pada hubungan di Dinas
Pendidikan Kabupaten Blitar yang diterapkan adalah pimpinan dalam pelaksanaan
hubungan dengan bawahannya untuk melaksanakan pekerjaan itu, pimpinan
memberikan dukungan dan motivasi agar bawahan melaksanakan pekerjaannya untuk
memperoleh hasil yang baik. Di dalam pelaksanaan ini antara pimpinan dan
bawahan sering mengadakan musyawarah untuk mencapai mufakat yang dilakukan 1
bulan sekali. Di dalam diskusi ini Pegawai bebas mengemukakan pendapat sehingga
apabila ada masalah ini bisa dipecahkan agar tercipta suatu tujuan yang
diinginkan.
Di dalam kematangan Pegawai
di Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, disini Pegawai memiliki dua bagian antara
lain kemampuan dan kemauan. Kemampuan Pegawai diperoleh dari pengalaman kerja
yang telah dilaksanakan melalui bidang pendidikan. Dengan pengalaman yang
banyak akan menjadi bekal yang sangat berarti untuk masa depan. Setelah banyak
pengalaman dan telah menimba dari berbagai bidang ilmu maka akan timbul suatu
kemauan dan keyakinan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Berawal dari sinilah Pegawai
akan mempunyai keyakinan dan motivasi untuk maju yang menghasilkan peningkatan
kinerja secara baik.
Disiplin kerja yang
diterapkan disini meliputi kedisiplinan para pegawai di dalam pelaksanaan tugas
yang telah berjalan seperti sedia kala. Pegawai bekerja menurut aturan waktu
yang dimulai dari hari Senin sampai Jumat dengan ketentuan bekerja jam
08.00-16.00, sedangkan untuk hari Sabtu merupakan hari krida, sehingga Pegawai
bisa istirahat di rumah dan semua pegawai patuh dan taat pada tata tertib yang
berlaku artinya para pegawai melaksanakan tugas secara normatif yang mana
disini tidak ada aturan tertulis tetapi berlaku secara umum dan bisa diterima
di kantor ini. Apabila pimpinan memberikan tugas maka bawahan langsung
melaksanakan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya.
Pada saat ini dengan
terjadinya perubahan pada berbagai dimensi kehidupan terutama sebagai suatu unit pengembangan SDM dalam menghadapi
perubahan sebagai dampak dari krisis multi dimensi yang menerpa bangsa
Indonesia sejak tahun 1997, maka perilaku pemimpin merupakan faktor penentu,
selain faktor-faktor lain yang berpengaruh. Oleh sebab itu diperlukan pemimpin
yang profesional dan berkompeten yang mampu memberikan pengaruh serta pengarahan
agar dapat melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
organisasi. Selain itu pemimpin juga harus mampu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi lingkungan organisasi sehingga bisa meningkatkan disiplin serta
kinerja yang baik dalam bekerja.
Berangkat dari
latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini mencoba penyusun mengupas
untuk memilih judul “ Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Disiplin Kerja terhadap
Peningkatan Kinerja (Studi Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar). Penelitian
ini merupakan pengulangan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Ummi Zunaidah
(2005), walaupun demikian penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik
bagi perkembangan ilmu maupun untuk kepentingan aplikatif, sebab obyek
penelitian dan waktu pelaksanaannya berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar