Suatu organisasi dalam mewujudkan tujuannya memerlukan sumber daya
manusia (SDM) karena tumbuh-kembangnya suatu organisasi tergantung dari
SDM-nya. Oleh karenanya, SDM
harus diperhatikan dengan baik agar terjadi peningkatan efisiensi, efektivitas
dan produktivitas kerja. Peningkatan ini yang tercermin pada kinerja semua
pihak, khususnya para anggota penanggung jawab bidang fungsional, baik yang
masuk kategori tugas pokok maupun tugas penunjang, serta pimpinan penyelenggara
kegiatan operasional yang dibantu pegawai teknis, operasi dan administratif
(Dwiyanto 1995).
Semakin maju dan modernnya dunia usaha/bisnis,
mengharuskan Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo memiliki
kemampuan untuk mencermati serta mengikuti perkembangan tersebut secara
berkesinambungan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu dimensi utama
dalam organisasi (Schemerhorn, 1998) dan pemeran central pendayagunaan sumber-sumber
yang lain (Sujak, 1990). Dan SDM merupakan salah satu faktor kunci untuk
membangun suatu keunggulan kompetitif yang berkesinambungan (Gress &
Pfeffer, 1995). Ini berarti, bagaimanapun baiknya organisasi, lengkap sarana
dan prasarana kerjanya, semua tidak mempunyai arti tanpa adanya aktivitas manusia
yang menyatu, menggunakan dan memeliharanya.
Mengingat arti pentingnya manusia dalam
organisasi, maka seorang pimpinan perlu kiranya mempelajari dan memahami
perilaku bawahannya dan mendorongnya demi pencapaian tujuan organisasi secara
efektif (Nimran, 1996). Manajer bertugas menyelesaikan urusan-urusan lewat
orang lain (Robbin, 1996) dengan tugas utama bertanggung jawab atas pencapaian
tujuan organisasi kemudian melakukan evaluasi kinerja, serta membantu
bawahannya agar lebih efektif dalam menjalankan tugasnya (Beer dan Ruh, 1991).
Keefektifan suatu organisasi, dalam rangka
mencapai tujuan, akan sangat dipengaruhi oleh kualitas anggota organisasi
(Fieldmen & Arnold 1985), khususnya perilaku para anggota organisasi
tersebut. Dengan kata lain, kinerja organisasi tergantung oleh kinerja individu
(Gibson et al, 1996).
Para pengelola suatu organisasi/kantor, terutama
para manajer, sangatlah penting sekali mengetahui perilaku individu atau pegawai
sebagai anggota di dalam organisasinya, agar ia lebih mudah menggerakkan atau
memotivasi mereka untuk bekerja mencapai prestasi atau kinerja yang tinggi
(Mohyi, 1999).
Melalui pengenalan dan pemahaman terhadap perilaku
kerja pegawai diharapkan akan bisa meramalkan, menjelaskan dan mengendalikan
perilaku pegawai ke arah yang dikehendaki (Gibson el al., 1996). Pemahaman ini penting karena kekuatan sumber daya
manusia dibentuk dari sifat dan karakter yang berbeda dari masing-masing
individu, yang dapat dituangkan dalam bentuk pandangan untuk mencapai tujuan
perusahaan (Djojonegoro, 1997). Perbedaan ini terlihat antara seorang individu
dengan individu lainnya, termasuk kemampuan dalam memecahkan masalah atau
bagaimana mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan.
Menurut Lewin (dalam
Lau 1995), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kerja pegawai bisa berasal
dari dalam diri pegawai itu sendiri (faktor individu), dan bisa dari faktor
yang ada di luar (budaya organisasi).
Salah satu upaya yang perlu dilakukan guna meningkatkan
kinerja organisasi, agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif,
efisien, terarah dan terencana, adalah menyiapkan SDM yang profesional serta
budaya organisasi yang mendukung (Gress & Pfeffer 1995).
Budaya organisasi bisa dirasakan keberadaannya
melalui perilaku anggota/ pegawai di dalam organisasi itu sendiri. Kebudayaan
tersebut memberikan pola cara-cara berpikir, merasa, menanggapi dan menuntun
para anggota organisasi dalam mengambil keputusan maupun kegiatan-kegiatan
lainnya dalam organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi akan berpengaruh
pada perilaku individu serta kelompok di dalam organisasi, serta akan berpengaruh
pula pada prestasi individu tersebut, dan sekaligus secara bersama-sama akan
berpengaruh pada efektif-tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi (Mohyi,
1999).
Budaya organisasi menjadi sangat berarti bagi
kelangsungan hidup organisasi, terutama bila dikaitkan dengan upaya organisasi
untuk mengatasi berbagai masalah dalam adaptasi atas berbagai perkembangan dan
perubahan eksternal dan integrasi terhadap kekuatan internal (Schein dalam Hatch, 1997).
Sebagai suatu organisasi, keberhasilan Kantor
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo sangat tergantung
pada beberapa faktor, antara lain faktor individu pegawai dan budaya organisasi
kantor. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap perilaku kerja pegawai,
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja pemeriksaan (Suherno, 1990:41).
Faktor individu terdiri dari faktor persepsi
(penafsiran) pegawai, faktor sikap dan faktor kepribadian (respons) pegawai (Iverson
& Roy, 1994). Faktor persepsi berkaitan dengan unsur-unsur prosedur kerja,
sarana dan prasarana, serta sistem reward
dan penalty yang diterapkan pada
kantor atau perusahaan yang bersangkutan. Faktor sikap berkaitan dengan adanya
peran dan fungsi, tantangan dan rangsangan, kesempatan, serta sistem kerja
secara kelompok. Sedangkan faktor kepribadian terlihat pada respons pegawai
jika menghadapi tugas yang diberikan. Faktor budaya organisasi kantor terdiri
dari faktor inovasi dan pengambilan resiko (inisiatif), faktor orientasi
detail, faktor orientasi orang, faktor orientasi tim, orientasi hasil dan
kemantapan (Kotter & Heskett 1997). Faktor perilaku kerja pegawai terdiri
dari faktor semangat dan kegairahan kerja, faktor daya inisiatif kerja, faktor
keterlibatan kerja serta loyalitas terhadap organisasi (Chori, 1999). Sedangkan
kinerja pemeriksaan meliputi ketepatan waktu pemeriksaan, kuantitas, kualitas
serta response dan keberatan yang diajukan oleh unsur penilai (Muhammad 1990:
8).
Budaya organisasi dapat membantu kinerja pegawai,
karena dapat menciptakan suatu motivasi bagi pegawai untuk memberikan kemampuan
terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasi. Barney
& Wilson (dalam 1998: 19)
menyatakan bahwa nilai-nilai yang dianut bersama membuat pegawai nyaman bekerja,
memiliki komitmen dan kesetiaan, serta membuat pegawai berusaha lebih keras
untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja serta mempertahankan
keunggulannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
perilaku kerja pegawai dalam berorganisasi tidak hanya ditentukan oleh satu
faktor saja, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini
bisa berasal dari diri pribadi pegawai maupun dari faktor luar (Gibson et al., 1996).
Hasil interaksi antara kedua variabel tersebut
dalam organisasi tidak hanya berpengaruh terhadap perilaku kerja pegawai,
tetapi juga berpengaruh terhadap kinerjanya (Gibson et al., 1996). Steer (1985) menyatakan apabila interaksi antara
individu dan lingkungannya (dalam hal ini budaya organisasi) bisa berjalan
dengan baik, maka akan diperoleh dua hasil perilaku kerja yang sama-sama
penting. Yang pertama adalah keinginan individu untuk tetap mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi; dan yang kedua adalah adanya keinginan
individu untuk berkarya dalam kerja, yang akan memberikan sumbangannya hanya
bagi pencapaian tujuan organisasi.
Untuk dapat mewujudkan misi Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo, maka diperlukan kinerja yang optimal
dari semua unsur yang ada di dalam organisasi, terutama para pegawai yang harus
memiliki perilaku kerja yang positif sehingga mampu menghasilkan kinerja yang
dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi kantor.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka salah
satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian adalah kebijaksanaan manajemen
sumber daya manusia dalam organisasi. Sebab kinerja organisasi yang baik akan
sangat ditentukan perilaku kerja pegawai tersebut dalam organisasi. Demikian
juga dengan kinerja pegawai, sangat ditentukan oleh perilaku kerja pegawai
tersebut dalam organisasi. Semakin positif perilaku yang ditunjukkan pegawai
dalam kerja, semakin meningkat kinerjanya. Sebaliknya, jika perilaku yang
ditunjukkan negatif, maka akan menurunkan kinerja organisasi.
Berpijak pada
uraian di atas, dirasa perlu dilakukan penelitian dengan menitikberatkan pada Pengaruh Faktor Individu dan, Budaya Organisasi terhadap Perilaku
Kerja dampaknya pada Kinerja Pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Probolinggo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar