Suatu organisasi dalam menjalankan aktivitasnya akan selalu
berhadapan dengan manusia sebagai sumber daya yang dinamis dan memiliki
kemampuan untuk terus berkembang. Sumber daya manusia adalah aset organisasi
yang paling penting karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu
terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa adanya peran
aktif dari mereka.
Usaha yang dilakukan manusia melalui organisasi pada dasarnya tertuju
pada pemenuhan kebutuhan (need)
sebagai manusia, kemampuan memenuhi kebutuhannya itu merupakan persyaratan
penting dalam menempatkannya pada kedudukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya agar dapat hidup secara manusiawi, dan selanjutnya dalam kenyataannya
manusia berorganisasi adalah untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhannya,
sedang sebaliknya kebutuhan itu pula yang menjadi obyek manusia berorganisasi.
Di sisi lain tingkah laku/ sikap seseorang dipengaruhi serta
dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya, yang timbul dari
diri sendiri (internal) maupun lingkungannya (eksternal). Rangsangan yang
berbentuk material dan non material ini akan menciptakan motivasi yang
mendorong seseorang untuk bekerja atau beraktivitas. Adanya keterbatasan yang
dimiliki sebagai individu baik fisik, daya pikir maupun waktu maka agar
kebutuhannya tersebut dapat diwujudkan, manusia harus bekerjasama dengan yang
lain, yang biasanya dilakukan dalam suatu wadah organisasi. Keberadaan manusia dalam suatu organisasi
memungkinkan manusia untuk meraih hasil yang sebelumnya tidak mungkin dicapai
oleh individu secara sendiri-sendiri.
Melalui pemanfaatan kemampuan yang dimiliki, mereka secara
bersama-sama dapat berkreasi positif mencapai pengharapan serta mencapai tujuan
organisasi dengan adanya hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan di
antara keduanya.
Selanjutnya keberhasilan organisasi tergantung dari perilaku
individu, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, perlu
memperhatikan individu sesuai dengan ketentuan yang ada, seperti memberikan
pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, jaminan keamanan,
kesempatan untuk berinteraksi termasuk hak untuk mengambil keputusan dan kesempatan
untuk mengembangkan karier atau potensi dirinya. Mengingat manusia sebagai
pemeran sentral dan mempunyai kedudukan penting dari pada sumber daya yang lain
dalam organisasi, maka manajer sebagai pemimpin organisasi perlu selalu
memberikan motivasi serta memahami apa yang menjadi kebutuhan anggotanya.
Dengan motivasi yang tinggi diharapkan dapat menimbulkan komitmen anggota
terhadap organisasinya, yang pada gilirannya akan menjadi kekuatan bagi
organisasi itu sendiri.
Komitmen karyawan terhadap organisasinya menjadi syarat penting karena
beberapa organisasi yang sukses secara menakjubkan di dunia modern telah
mengakui bahwa motivasi dan komitmen pekerja merupakan senjata yang paling
kompetitif dan ampuh. Agar komitmen tetap melekat pada diri karyawan, maka pengharapan
dan kebutuhan hidup karyawan harus dapat dipenuhi oleh organisasi. Apabila
komitmen karyawan telah terbentuk maka karyawan tersebut akan bekerja dengan
sebaik-baiknya untuk kepentingan organisasi, hal ini akan ditunjukkan dengan
sikap kesetiaan, kemauan bekerja keras dan lebih produktif serta mempunyai rasa
kebanggaan terhadap organisasinya.
Untuk mencapai kinerja organisasi yang lebih baik dan tinggi, maka
organisasi harus selalu meningkatkan motivasi dan komitmen kerja karyawannya
yang pada akhirnya akan meningkatkan tingginya kinerja organisasi.
Organisasi sangat mendambakan adanya tenaga kerja yang memiliki
prestasi kerja yang baik. Prestasi kerja tenaga kerja tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain adalah motivasi, pendidikan, keterampilan,
disiplin, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, upah dan gaji, jaminan
sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, kesempatan
berprestasi, kebijaksanaan pemerintah, investasi, perijinan, moneter, fiskal,
harga, distribusi, tata nilai, etos kerja/adanya kemauan kerja yang kuat, dan
sebagainya.
Ukuran kualitas sumber daya manusia, sebagai tenaga kerja
diantaranya dapat dilihat dari aspek prestasi kerja, yaitu hasil yang dicapai
seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan tersebut. Salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi kerja adalah kematangan kerja pegawainya. Kematangan
kerja dari pegawai sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan prestasi
kerja.
Thoha (1986) mengatakan bahwa kemampuan merupakan salah satu unsur
dalam kematangan kerja, berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang
dapat diperoleh dari pendidikan, latihan dan pengalaman. Adapun kemauan yang
merupakan unsur lain dari kematangan kerja bertahan dengan diri dan motivasi
seseorang.
Pimpinan instansi harus mampu melihat kemampuan dan kemauan atau
kehendak serta kebutuhan para. pegawai dalam mencapai tujuannya, dengan
mengetahui apa yang dibutuhkan pegawainya tersebut maka akan mempermudah bagi
pimpinan untuk mengarahkan dan membimbing bawahannya. Bagi pimpinan sangatlah penting
untuk secara terus-menerus melakukan usaha-usaha dalam memupuk kematangan kerja
pegawai dengan harapan agar pegawai tersebut dapat berprestasi lebih balk lagi.
Usaha meningkatkan kematangan kerja pegawai bukanlah hal yang mudah. Hal ini
dapat dilakukan dengan usaha meningkatkan kemampuan dan kemauan kerja pegawai.
Ketidakefektifan pelaksanaan tugas yang
dikarenakan oleh ketidakjelasan peran dapat
digambarkan baik secara
organisasional maupun personal,
dengan beberapa contoh sebagai
berikut : terdapat
adanya Sub Dinas atau
bagian di satu
biro yang sering melakukan
kegiatan yang sebenarnya
menjadi kewenangan, tugas
pokok dan fungsi dari
Dinas/Instansi teknis ;
adapula Sub Dinas yang
nomenklaturnya sama dengan salah satu
sub dinas pada
badan/lembaga lainnya -
hal ini secara
umum mengakibatkan timbulnya suatu
persepsi yang memperlihatkan pasti
akan terjadi
ketumpangtindihan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi
; disamping itu
terjadi indikasi semakin berkurangnya
tugas pokok dan
fungsi salah satu
biro - setelah penerapan anggaran
kinerja ; semakin
berkurangnya atau menurunnya
tugas dan fungsi yang diemban oleh bagian atau Sub Dinas ;
masih adanya Kepala Sub Dinas yang bekerja amat santai.
Dalam upaya penyelenggaraan
pemerintahan yang dapat berjalan dengan
lancar dan efektif, maka diperlukan orang-orang yang memiliki kemauan atau
motivasi kerja yang kuat sesuai
dengan bidang tugasnya.
Faktor utama
sebagai penguat motivasi yang
harus dimiliki oleh
seorang pemimpin (manager)
yaitu berasal dari
dalam diri sendiri, antara
lain : harus
memiliki prinsip bahwa
kerja adalah ibadah,
pandai mensyukuri nikmat yang
diterima, menyikapi apa yang terjadi
saat ini adalah
yang terbaik, melaksanakan tugas
dengan hati yang
ikhlas, menyikapi perubahan
yang terjadi secara positif,
memiliki prinsip bahwa
harta dan pangkat
tidak selamanya memberikan kebahagian,
pandai mengelola perasaan
kecewa, menikmati kepuasan dari hasil kerja, berusaha untuk
menjadi contoh orang lain, berusaha menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh kejelasan peran, komitmen organisasi dan
kemampuan terhadap efektifitas pelaksanaan
tugas pegawai di Bagian
Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar