Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kabupaten
Blitar adalah Satuan kerja perangkat
Daerah yang membantu Bupati dalam membangun sektor layanan Informasi Publik dan
Kepariwisataan Daerah di Kabupaten
Blitar .Untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan dalam mencapai tujuan dan
sasaran organisasi yang telah ditetapkan , sangat diperlukan semangat etos
kerja yang tinggi , kemampuan personal yang mumpuni dan
sikap kepemimpinan partisipatif dan situasional serta kemauan untuk
melakukan kegiatan organisasi yang telah ditetapkan menjadi rencana strategis
dengan mendayagunakan dan memberdayakan
sumberdaya yang ada yaitu sumberdaya manusia yang didukung sarana dan prasarana yang tersedia dengan efektif dan efisien . Namum keadaan
disiplin pegawai yang ada di Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kabupaten
Blitar adalah sebagai berikut :
-
Kehadiran saat apel pagi dan siang, kurang dari 50 % .
-
Alasan ketidak hadiran apel
pagi dan siang lebih dari 50 % karena kepentingan pribadi dan keluarga .
-
Masih banyak pegawai yang
kurang mematuhi aturan jam kerja ( datang siang , pulang sebelum waktunya) .
Dari keadaan seperti tersebut diatas , maka penelitian tentang situasi ini
sangat diperlukan untuk mendapatkan
data informasi yang jelas dan representatif.
sehingga akan ada bahan
acuan untuk menentukan kebijaksanaan dalam bertindak agar semangat kerja dan rasa disiplin pegawai meningkat. Sehingga Produk layanan yang
dihasilkan organisasi meningkat dengan adanya peningkatan disiplin pegawai. Untuk
menyikapi situasi dan kondisi saat ini , yang mungkin dapat merubah
adalah memberikan motivasi yang
lebih baik dan penerapan
Organisasi harus berusaha agar karyawan tidak
hanya mampu bekerja, tetapi juga mau melakukan kerja sama . dalam pengertian
lain, Pimpinan ( manajer ) harus bisa menyesuaikan antara keinginan para karyawan dengan tujuan organisasi. Dalam suatu
organisasi, berhasil tidaknya tujuan tersebut
sangat tergantung pada pemimpinnya
(Thoha, 1995 : 1 )
Adanya kebutuhan yang berbeda –beda dari
setiap karyawan yang ada, mereka mempunyai
latar belakang yang berbeda pula . Mereka memasuki organisasi dengan membawa latar belakang pendidikan , pengalaman,
kemampuan dasar dan lain sebagainya yang
berbeda dalam berbagai tingkatan. Perbedaan yang ada ini merupakan sumber adanya perbedaan performa
kerja ( kinerja ) karyawan yang meliputi : kualitas kerja, kehadiran,
produktivitas kerja, semangat kerja dan lain sebagainya. Menurut Mary Parker
Follet ( Handoko ; 1993 ; 3 ) Manajemen
adalah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa,
Menurut Flippo ( 1994 ; 5 )” Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah perencanaan ,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kegiatan – kegiatan pengadaan , pengembangan , pemberian kompensasi ,
pengintegrasian , pemeliharaan dan
pelepasan sumber daya manusia agar
tercapai berbagai tujuan individu , Organisasi dan masyarakat .
Supaya dapat
meningkatkan motivasi kinerja serta pembentukan
pola perilaku sikap manusia , selain meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuannya , juga sangat penting sekali peranan seorang pemimpin dalam
menerapkan gaya kepemimpinannya , mangarahkan dan mengawasi bawahannya .Gaya
Kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pimpinan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang berada di lingkungannya, bisa saja pada saat
tertentu menggunakan gaya kepemimpinan Otoriter atau Instruktif , pada keadaan tertentu pula
menggunakan gaya kepemimpinan Partisipatif.
Menurut
Ary Ginanjar Agustian dalam Adam Ibrahim
Indrawijaya mengatakan bahwa
keberhasilan seorang pemimpin terletak pada
kemampuan Spiritual Quotient ( SQ ) dan Emosional Quotient ( EQ ) dimana
kemampuan Inteligence Quotient ( IQ ) hanya 20 % sedangkan
80 % adalah EQ dan SQ. Artinya
kepemimpinan yang berhasil adalah seorang pemimpin yang mampu untuk menciptakan
kecerdasan , emosi dan Spiritual .
Dengan pendapat diatas, kesemua itu mengarah kepada
kepemimpinan yang bersifat visioner , artinya mampu untuk menjawab
tantangan di masa datang dengan
berpegang teguh pada prinsip kebersamaan dan memiliki komitmen tinggi di dalam
pengembangan organisasi yang maju, dinamis
dan akuntabilitas sesuai dengan
tuntutan zaman.
Leadership yang menginginkan agar kepasifan dan angka ketidak hadiran berubah menjadi positif dan kehadiran serta produktifitasnya meningkat ,
mereka hendaknya melakukan hal-hal yang
dapat membangkitkan sikap kerja yang positif (Robbins 1996 ) Sedangkan komponen perilaku terdiri dari
kecenderungan dua orang atau lebih untuk melakukan hal yang sama dalam mencapai
tujuan .( Luthans , 1985 ) Jadi pimpinan harus memahami apa yang menjadi
dorongan bagi karyawannya untuk bekerja sebaik-baiknya. Organisasi akan lebih
merasa senang karena mempunyai motivasi yang tinggi dan karyawan
akan lebih puas bila motivasi sesuai
dengan yang diharapkan .
Kedisiplinan adalah salah satu fungsi operatif dari MSDM . Kedisiplinan
merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting , karena semakin baik disiplin
karyawan , semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya . Tanpa disiplin
karyawan yang baik , sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal .( .
Hasibuan Malayu S.P, 2003; 193 ).
Kedisiplinan adalah Kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan ( organisasi ) dan norma sosial
yang berlaku . ( Hasibuan Malayu
S.P.2003; 194 ).
Kedisiplinan diartikan jika karyawan
selalu datang dan pulang tepat
padawaktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik dan penuh tanggung
jawab , mematuhi semua peraturan
perusahaan ( organisasi ) , dan norma – norma sosial yang berlaku , untuk mewujudkan kinerja yang
baik dan meningkatkan produktifitas perusahaan ( organisasi ) .Berdasarkan
uraian di atas dan kondisi organisasi serta hasil penelitian yang diperoleh
oleh penliti- peneliti terdahulu , maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang kedisiplinan pegawai pada Kantor Dinas Informasi Publik
dan Pariwisata Kabupaten Blitar , dengan judul “PENGARUH MOTIVASI DAN GAYA
KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA
PEGAWAI DI DINAS INFORMASI PUBLIK DAN PARIWISATA KABUPATEN BLITAR “.