PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI ( 369.)

 


Suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai keunggulan yang berkesinambungan, tidak lagi hanya bergantung pada teknologi, hak paten, ataupun posisi strategis, tetapi lebih menekankan pada bagaimana perusahaan mengelola tenaga kerja (SDN).

Agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat bekerja dengan efektif dan efisien, maka kepemimpinan memegang peranan penting untuk dapat mempengaruhi dan menggerakkan bawahan guna mencapai tujuan organisasi sacara efektif dan efisien (Siagian, 1989).

Untuk itu peranan pemimpin sangat besar dalam hal pemberian motivasi maka peranan pemimpin tersebut sangat perlu diperhitungkan dalam rangka peningkatan kinerja. Hal ini sesuai dcngan yang dikemukakan oleh Siagian (1989) bahwa kemampuan dan ketrampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin satuan kerja mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbasih yang nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

Salah satu faktor untuk meningkatkan kinerja adalah motivasi. Motivasi dalam hal ini dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri sendiri dan faktor dari luar dirinya.

Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap usaha sekelompok orang yang bekerja sama maupun secara individual dalam rangka

pencapaian tujuan tertentu. Motivasi penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hal yang optimal.

Pemberian motivasi kerja merupakan suatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja dimana motivasi kerja individu untuk bekerja dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya. Oleh sebab itu setiap organisasi dituntut untuk merendanakan, mengadakan ketentuan-ketentuan dan sarana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para pegawai. Kebutuhan dapat dipandang sebagai pembangkit, penguat atau penggerak perilaku seseorang.

Setiap individu mau bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan (fisik dan mental), balik itu kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs). Kebutuhan setiap orang adalah sama, misalnya setiap orang butuh makan dan minum tetapi keinginan dari setiap orang tidak sama karena dipengaruhi oleh selera, kebiasaan dan lingkungannya.

Hasibuan (1999) rnenyatakan bahwa adapun kebutuhan dan keinginan tiap orang terbagi men.jadi tiga kelompok yakni:

1.      Kebutuhan fisik dan keamanan: menyangkut kebutuhan fisik (biofogis), seperti makan, minum, tempat tinggal dan lain-lain, disamping kebutuhan akan rasa aman dalam menikmatinya.

2.      Kebutuhan sosial : karena manusia tergantung satu sama lain, maka terdapat berbagai kebutuhan yang hanya bisa dipuaskan, jika masing­-masing individu ditolong atau diakui oleh orang lain.

3.      Kebutuhan egoistic : ini berhubungan dengan keinginan orang untuk bebas mengerjakan sesuatu sendiri dan puas karena berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Dengan mengetahui kebutuhan-kebutuhan pegawai, diharapkan mampu mempengaruhi pegawai melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh pegawai sehingga pegawai akan termotivasi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi atau perusahaan.

Pegawai yang kurang termotivasi cenderung akan bersikap acuh tak acuh terhadap pekerjaan, sering absensi dan kurang bergairah. Motivasi merupakan hal yang sering dibicarakan oleh organisasi atau perusahaan yang ingin mendayagunakan pegawainya semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperhatikan kesesuaian antara kebutuhan pegawai dan tujuan perusahaan sehingga seorang, pemimpin harus membicarakannya dengan pegawai secara terbuka, sehingga pegawai mengerti apa yang menjadi kewajibannya dan apa yang menjadi haknya.

Herzberg (dalam Robbins, 1996) menyatakan ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yakni faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik seperti: prestasi, pengakuan diri, kerja itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan dan pertumbuhan. Sedangkan faktor ekstrinsik seperti : kebijakan dari pimpinan perusahaan, penyeliaan, hubungan antar pribadi dan kondisi kerja.

Melihat pentingnya pemberian motivasi dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka sudah sepatutnya motivasi diberikan pada setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta. Suatu kinerja dari pegawai yang baik merupakan suatu langkah untuk menuju tercapainya tujuan organisasi sehingga kinerja merupakan sarana penentu dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Dari latar belakang tersebut, jelaslah bahwa upaya-upaya yang dapat dilakukan seseorang dalam memotivasi pegawai dalam rangka meningkatkan kinerja, tidaklah tergantung pada besarnya gaji atau bonus semata. Memotivasi pegawai haruslah dilakukan dengan mengetahui beberapa komponen yang mempengarahi mereka dalam pekerjaan. Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang : “Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Dan Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Pegawai Sub Bagian Perangkat dan Pengembangan Lembaga Desa Kabupaten Probolinggo.

 Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger