Organisasi sebagai wadah bagi orang-orang
dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Pada dasarnya organisasi
merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Di dalam menjalankan kerjasama tersebut
dibutuhkan koordinasi, interaksi, komunikasi serta dibutuhkan persepsi yang
sama agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Organisasi harus melakukan perbaikan secara
terus menerus agar dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya didalam
menghadapi persaingan dengan organisasi lain. Untuk mencapai tingkat keunggulan
bersaing yang tinggi dan berkesinambungan, sebuah organisasi tidak lagi
semata-mata tergantung pada kemajuan tehnologi yang dipergunakan ataupun posisi
strategisnya, akan tetapi lebih menekankan pada pengelolaan tenaga kerja atau
sumberdaya manusia yang ada (Pfeffer, 1995). Oleh karena itu organisasi harus
mampu mengembangkan sumberdaya manusia yang dimilikinya untuk dapat bersaing
dan menjadi yang terbaik dilingkungannya.
1
Organisasi pada
umumnya dikembangkan sebagai instrumen bagi pencapaian tujuan-tujuan tertentu
dan cenderung muncul dalam situasi, saat orang-orang menyadari manfaat
organisasi sebagai jalan terbaik bagi pelaksanaan kegiatan kolektif. Beberapa
atribut organisasi adalah :
1. Organisasi adalah lembaga sosial yang
terdiri dari sekumpulan orang-orang dengan berbagai pola interaksi yang
diterapkan.
2. Organisasi dikembangkan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, oleh karena itu organisasi adalah kreasi sosial yang
memerlukan aturan dan kooperasi.
3. Organisasi secara sadar dikoordinasikan dan
dengan sengaja disusun. Kegiatan-kegiatan dibedakan menurut berbagai pola yang
logis. Koordinasi bagian-bagian tugas yang saling tergantung ini memerlukan
penugasan wewenang dan komunikasi.
4. Organisasi
merupakan instrumen sosial yang memiliki batasan-batasan yang secara
relatif dapat diidentifikasikan dan keberadaannya memiliki basis yang relatif
permanen.
Ciri-ciri organisasi menurut Schein (1982)
yang dikutip oleh Muhammad (2000) adalah memiliki struktur, mempunyai tujuan
dan saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain, dan tergantung kepada
komunikasi antar manusia untuk mengkoordinasikan aktifitas dalam organisasi
tersebut.
Sementara itu individu-individu dalam
organisasi berasal dari lingkungan yang berbeda-beda, yang membawa faktor
fisiologi, psikologi, dan biografi ke dalam organisasi. Perbedaan individu ini
dilihat dari karakteristiknya dengan menggunakan unsur-unsur dari fisiologi dan
psikologis dalam melakukan kegiatan-kegiatan organisasi.
Dari pandangan diatas, dapat dikatakan
bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya dengan melakukan kegiatan-kewgiatan yang telah direncanakan,
dikoordinasikan, dan dievaluasi dengan melewati proses komunikasi. Mengingat
yang melakukan kerjasama dalam organisasi merupakan sekelompok pelaku yang
terdiri dari atasan dan bawahan, yang saling bekerjasama guna mencapai tujuan
tertentu. Oleh karena itu diperlukan adanya media komunikasi agar masing-masing
individu mengetahui segala kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
Komunikasi berperan dalam melancarkan
kegiatan-kegiatan seperti kegiatan manajer, interaksi antar karyawan, untuk
pengambilan keputusan, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan. Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, organisasi memerlukan adanya kepemimpinan, didorong
kerjasama orang-orang, adanya berbagai keputusan, usaha-usaha yang
terkoordinasi, serta pelaksanaan yang terkendali (Hicks dan Gullet, 1995).
Komunikasi dipandang sebagai suatu proses, yang peranannya sangat besar, yaitu
komunikasi dapat memperlihatkan suatu perubahan yang dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung (Muhammad, 2000). Komunikasi dipandang sebagai
suatu kemampuan pemahaman antar individu dan dipandang sebagai alat penyesuaian
personil dalam memahami situasi dan masalah.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif
dalam pemindahan informasi dan kemampuan pemahaman antar individu, antara
pengirim dan penerima informasi hendaknya memiliki kesamaan, yaitu mengenai
sifat individu, pengalaman, lingkungan dan latar sosial budaya sehingga dapat
menyerap informasi secara tepat. Kegiatan-kegiatan komunikasi sebagai
pelaksanaan dari sistem komunikasi atau program komunikasi khusus dapat diukur,
sehingga pelaksanaan dari sisitem komunikasi atau program komunikasi khusus
dapat diukur, sehingga kualitas dan kinerja eksekutif, pejabat dan staf dapat
diketahui, dan bila diperlukan dapat diperbaiki secara sistematik, agar
efektifitas dan efisiensi komunikasi dapat meningkat (Hardjana, 2000). Dapat
dikatakan bahwa melalui proses komunikasi dapat memungkinkan adanya keterpaduan
perilaku setiap karyawan dalam kelompok agar semuanya menuju satu tujuan
(Prawirosentono, 1999). Tujuan yang ingin dicapai setiap orang tentu berbeda-beda,
namun pada dasarnya jika dikaitkan dengan aktifitas dalam organisasi, tentunya
ingin memperoleh kepuasan kerja.
Sistem komunikasi diciptakan untuk membantu
manajemen mengambil keputusan dalam perencanaan, pengawasan, dan
kegiatan-kegiatan organisasi lainnya. Disini, komunikasi organisasi dilihat
dari tanggapan karyawan mengenai informasi yang diperoleh dari atasan,
komunikasi antara karyawan satu dengan yang lain. Sebagaimana dijelaskan oleh
Torrington dan Hall (1991) bahwa bidang komunikasi dalam organisasi secara umum
meliputi :
- Organisasi
tergantung pada komunikasi.
- Komunikasi
organisasi tidak hanya komunikasi dari manajemen kepada pekerja, tetapi
juga dari manajemen kepada tingkat manajemen yang lainnya.
- Komunikasi
organisasi diidentifikasikan sebagai transfer informasi dan sistem
komunikasi.
Di sini pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan mikro, yaitu memfokuskan kepada komunikasi dalam unit atau sub unit
pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan adalah komunikasi antara
anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian latihan dan orientasi, komunikasi
untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam supervisis dan pengarahan
pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
Dalam masalah rasa kepuasan kerja karyawan
yang dikaitkan dengan komunikasi efektif adalah adanya penjelasan bahwa apabila
karyawan merasa tidak puas maka akan mengungkapkan atau tidak mengungkapkan
rasa tidak puasnya tersebut. Ada dua hal yang menyebabkan ketidakpuasan dengan
pekerjaannya yaitu apabila orang tidak mendapatkan informasi yang cukup untuk
melakukan pekerjaan, dan apabila hubungan dengan sesama rekan sekerja kurang baik. Untuk
itu karyawan membutuhkan suatu paket informasi terkait dengan keberadaannya
dalam organisasi.
Menurut
Frank M. Corrado yang dimuat dalam majalah Manajemen (1994) terdapat dua macam
kebutuhan informasi, yaitu pertama, informasi mengenai bisnis pada unitnya
sendiri, karyawan perlu mengetahui, kemana arah organisasi, bagaimana upaya
organisasi untuk mencapainya, apa peran karyawan dalam proses tersebut. Kedua,
adalah informasi pribadi, seperti berapa gaji, berapa tunjangan yang dapat
diterima, bagaimana penilaian prestasi, promosi dan pengembangan karir,
bagaimana agar karyawan dapat memahami situasi kerjanya dengan adanya
komunikasi informasi mengenai pekerjaannya.
Dari uraian diatas terkandung arti bahwa
persepsi sangat penting dalam keterbukaan komunikasi. Hal ini diungkapkan oleh
Muhammad (2000) dalam Nita Novita (2002) bahwa makin bertambah persepsi bawahan
terhadap atasan, makin kurang teliti informasi yang dikomunikasikan ke atas.
Begitu pula halnya dalam berkomunikasi dengan rekan sekerja dalam unit
kerjasama atau antara unit kerja yang berbeda memerlukan kepercayaan untuk
menumbuhkan interaksi yang baik.
Persepsi itu sendiri dipengaruhi oleh
faktor-faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu yang
termasuk dalam faktor-faktor personal. Faktor-faktor fungsional ini disebut
sebagai kerangka rujukan (Rakhmat, 1991). Dalam kegiatan komunikasi, kerangka
rujukan mempengaruhi bagaimana orang menerima pesan, baik dari sesama karyawan
maupun atasan, ia akan memakai pesan tersebut sesuai dengan kerangka rujukan
yang mereka miliki. Dengan demikian keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi
amatlah tergantung pada pembentukan persepsi pada dirinya sendiri atau
karakteristik orang yang bersangkutan.
Kerjasama dan interaksi dalam organisasi
serta upaya mencapai tujuan organisasi dapat terjalin dan tercapai dengan baik,
apabila didukung oleh komunikasi, seperti yang dikemukakan dalam literatur dan
pendapat beberapa peneliti. Tetapi banyak pula organisasi yang masih kurang
peduli dalam memahami masalah komunikasi. Di dalam melakukan interaksi ini
perlu kiranya menggunakan komunikasi dan melihat perbedaan individu-individu
yang ada dalam organisasi, dimana masing-masing individu memiliki
potensi-potensi tersendiri, yang tentunya terkondisi untuk mencapai kepuasan
dalam bekerja. Kepuasan kerja ini penting untuk diketahui, karena berkaitan
dengan kondisi dan hubungan kerja yang terjadi antar individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar