PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KOMUNIKASI EFEKTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA (387)

 

Organisasi sebagai wadah bagi orang-orang dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Pada dasarnya organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Di dalam menjalankan kerjasama tersebut dibutuhkan koordinasi, interaksi, komunikasi serta dibutuhkan persepsi yang sama agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus agar dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya didalam menghadapi persaingan dengan organisasi lain. Untuk mencapai tingkat keunggulan bersaing yang tinggi dan berkesinambungan, sebuah organisasi tidak lagi semata-mata tergantung pada kemajuan tehnologi yang dipergunakan ataupun posisi strategisnya, akan tetapi lebih menekankan pada pengelolaan tenaga kerja atau sumberdaya manusia yang ada (Pfeffer, 1995). Oleh karena itu organisasi harus mampu mengembangkan sumberdaya manusia yang dimilikinya untuk dapat bersaing dan menjadi yang terbaik dilingkungannya.

1

 
Organisasi pada umumnya dikembangkan sebagai instrumen bagi pencapaian tujuan-tujuan tertentu dan cenderung muncul dalam situasi, saat orang-orang menyadari manfaat organisasi sebagai jalan terbaik bagi pelaksanaan kegiatan kolektif. Beberapa atribut organisasi adalah :

1.      Organisasi adalah lembaga sosial yang terdiri dari sekumpulan orang-orang dengan berbagai pola interaksi yang diterapkan.

2.      Organisasi dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, oleh karena itu organisasi adalah kreasi sosial yang memerlukan aturan dan kooperasi.

3.      Organisasi secara sadar dikoordinasikan dan dengan sengaja disusun. Kegiatan-kegiatan dibedakan menurut berbagai pola yang logis. Koordinasi bagian-bagian tugas yang saling tergantung ini memerlukan penugasan wewenang dan komunikasi.

4.      Organisasi  merupakan instrumen sosial yang memiliki batasan-batasan yang secara relatif dapat diidentifikasikan dan keberadaannya memiliki basis yang relatif permanen.

Ciri-ciri organisasi menurut Schein (1982) yang dikutip oleh Muhammad (2000) adalah memiliki struktur, mempunyai tujuan dan saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain, dan tergantung kepada komunikasi antar manusia untuk mengkoordinasikan aktifitas dalam organisasi tersebut.

Sementara itu individu-individu dalam organisasi berasal dari lingkungan yang berbeda-beda, yang membawa faktor fisiologi, psikologi, dan biografi ke dalam organisasi. Perbedaan individu ini dilihat dari karakteristiknya dengan menggunakan unsur-unsur dari fisiologi dan psikologis dalam melakukan kegiatan-kegiatan organisasi.

Dari pandangan diatas, dapat dikatakan bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya dengan melakukan  kegiatan-kewgiatan yang telah direncanakan, dikoordinasikan, dan dievaluasi dengan melewati proses komunikasi. Mengingat yang melakukan kerjasama dalam organisasi merupakan sekelompok pelaku yang terdiri dari atasan dan bawahan, yang saling bekerjasama guna mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu diperlukan adanya media komunikasi agar masing-masing individu mengetahui segala kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Komunikasi berperan dalam melancarkan kegiatan-kegiatan seperti kegiatan manajer, interaksi antar karyawan, untuk pengambilan keputusan, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, organisasi memerlukan adanya kepemimpinan, didorong kerjasama orang-orang, adanya berbagai keputusan, usaha-usaha yang terkoordinasi, serta pelaksanaan yang terkendali (Hicks dan Gullet, 1995). Komunikasi dipandang sebagai suatu proses, yang peranannya sangat besar, yaitu komunikasi dapat memperlihatkan suatu perubahan yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung (Muhammad, 2000). Komunikasi dipandang sebagai suatu kemampuan pemahaman antar individu dan dipandang sebagai alat penyesuaian personil dalam memahami situasi dan masalah.

Untuk mencapai komunikasi yang efektif dalam pemindahan informasi dan kemampuan pemahaman antar individu, antara pengirim dan penerima informasi hendaknya memiliki kesamaan, yaitu mengenai sifat individu, pengalaman, lingkungan dan latar sosial budaya sehingga dapat menyerap informasi secara tepat. Kegiatan-kegiatan komunikasi sebagai pelaksanaan dari sistem komunikasi atau program komunikasi khusus dapat diukur, sehingga pelaksanaan dari sisitem komunikasi atau program komunikasi khusus dapat diukur, sehingga kualitas dan kinerja eksekutif, pejabat dan staf dapat diketahui, dan bila diperlukan dapat diperbaiki secara sistematik, agar efektifitas dan efisiensi komunikasi dapat meningkat (Hardjana, 2000). Dapat dikatakan bahwa melalui proses komunikasi dapat memungkinkan adanya keterpaduan perilaku setiap karyawan dalam kelompok agar semuanya menuju satu tujuan (Prawirosentono, 1999). Tujuan yang ingin dicapai setiap orang tentu berbeda-beda, namun pada dasarnya jika dikaitkan dengan aktifitas dalam organisasi, tentunya ingin memperoleh kepuasan kerja.

Sistem komunikasi diciptakan untuk membantu manajemen mengambil keputusan dalam perencanaan, pengawasan, dan kegiatan-kegiatan organisasi lainnya. Disini, komunikasi organisasi dilihat dari tanggapan karyawan mengenai informasi yang diperoleh dari atasan, komunikasi antara karyawan satu dengan yang lain. Sebagaimana dijelaskan oleh Torrington dan Hall (1991) bahwa bidang komunikasi dalam organisasi secara umum meliputi :

  1. Organisasi tergantung pada komunikasi.
  2. Komunikasi organisasi tidak hanya komunikasi dari manajemen kepada pekerja, tetapi juga dari manajemen kepada tingkat manajemen yang lainnya.
  3. Komunikasi organisasi diidentifikasikan sebagai transfer informasi dan sistem komunikasi.

Di sini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan mikro, yaitu memfokuskan kepada komunikasi dalam unit atau sub unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan adalah komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian latihan dan orientasi, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam supervisis dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.

Dalam masalah rasa kepuasan kerja karyawan yang dikaitkan dengan komunikasi efektif adalah adanya penjelasan bahwa apabila karyawan merasa tidak puas maka akan mengungkapkan atau tidak mengungkapkan rasa tidak puasnya tersebut. Ada dua hal yang menyebabkan ketidakpuasan dengan pekerjaannya yaitu apabila orang tidak mendapatkan informasi yang cukup untuk melakukan pekerjaan, dan apabila hubungan  dengan sesama rekan sekerja kurang baik. Untuk itu karyawan membutuhkan suatu paket informasi terkait dengan keberadaannya dalam organisasi.

 Menurut Frank M. Corrado yang dimuat dalam majalah Manajemen (1994) terdapat dua macam kebutuhan informasi, yaitu pertama, informasi mengenai bisnis pada unitnya sendiri, karyawan perlu mengetahui, kemana arah organisasi, bagaimana upaya organisasi untuk mencapainya, apa peran karyawan dalam proses tersebut. Kedua, adalah informasi pribadi, seperti berapa gaji, berapa tunjangan yang dapat diterima, bagaimana penilaian prestasi, promosi dan pengembangan karir, bagaimana agar karyawan dapat memahami situasi kerjanya dengan adanya komunikasi informasi mengenai pekerjaannya.

Dari uraian diatas terkandung arti bahwa persepsi sangat penting dalam keterbukaan komunikasi. Hal ini diungkapkan oleh Muhammad (2000) dalam Nita Novita (2002) bahwa makin bertambah persepsi bawahan terhadap atasan, makin kurang teliti informasi yang dikomunikasikan ke atas. Begitu pula halnya dalam berkomunikasi dengan rekan sekerja dalam unit kerjasama atau antara unit kerja yang berbeda memerlukan kepercayaan untuk menumbuhkan interaksi yang baik.

Persepsi itu sendiri dipengaruhi oleh faktor-faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu yang termasuk dalam faktor-faktor personal. Faktor-faktor fungsional ini disebut sebagai kerangka rujukan (Rakhmat, 1991). Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang menerima pesan, baik dari sesama karyawan maupun atasan, ia akan memakai pesan tersebut sesuai dengan kerangka rujukan yang mereka miliki. Dengan demikian keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi amatlah tergantung pada pembentukan persepsi pada dirinya sendiri atau karakteristik orang yang bersangkutan.

Kerjasama dan interaksi dalam organisasi serta upaya mencapai tujuan organisasi dapat terjalin dan tercapai dengan baik, apabila didukung oleh komunikasi, seperti yang dikemukakan dalam literatur dan pendapat beberapa peneliti. Tetapi banyak pula organisasi yang masih kurang peduli dalam memahami masalah komunikasi. Di dalam melakukan interaksi ini perlu kiranya menggunakan komunikasi dan melihat perbedaan individu-individu yang ada dalam organisasi, dimana masing-masing individu memiliki potensi-potensi tersendiri, yang tentunya terkondisi untuk mencapai kepuasan dalam bekerja. Kepuasan kerja ini penting untuk diketahui, karena berkaitan dengan kondisi dan hubungan kerja yang terjadi antar individu.

 Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger