PENGARUH PERILAKU DAN BUDAYA KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN ... (394)

 

Corporate culture dalam perkembangannya selaras dengan tantangan terkini membentuk perilaku anggota organisasi yang ada di dalamnya. Implikasinya akan mengerucutkan perilaku anggota pada satu tujuan organisasi, sehingga berpengaruh pada kinerja serta mendukung obsesi operator local, regional dan global melalui system on line service. Organisasi government or non government dalam perkembangannya akan dipengaruhi oleh perkembangan global yang sekarang menjangkiti seluruh penjuru dunia. Persaingan disegala bidang kehidupan tampak semakin ketat dan meruncing, banyak cara digunakan oleh suatu organisasi untuk bisa bersaing dan kalau perlu menjatuhkan organisasi lainnya, tentunya dengan cara-cara yang tidak sehat.

Indonesia sendiri telah membuka diri untuk senantiasa mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati bersama diantara negara-negara yang mensepakati sistem tersebut seperti penetapan standart kualitas perdagangan internasional (ISO 2000 dan lain-lainnya). Sehingga harus berjuang mentransformasi nilai-nilai global dalam organisasi agar mampu survife dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Transformasi yang telah dipersiapkan membentuk perubahan corporate culture dari Asset Based Company menuju Customer Centric Company. Upaya memenangkan pasar ini tidak hanya demi kepentingan lokal, tetapi juga demi kepentingan nasional, mengingat pemerintah sebagai regulator terhadap  semua kebijakan.

 

Ensor et at., (2001) dalam penelitiannya, menyatakan bahwa variabel-variabel dorongan organisasi, dorongan supervisi, dukungan kelompok kerja, kebebasan, Sumber daya yang memadai, pekerjaan yang menantang, tekanan beban kerja, halangan organisasi, rekrutmen dan pelatihan mendukung kreativitas dan penemuan pengetahuan yang mendorong anggota organisasi untuk berkinerja optimal dengan imbalan penghargaan. Mereka menginternalisasikan visi dalam budaya kerja yang dianut. Beban kerja yang berlebih justru dapat memacu anggota organisasi memunculkan ide-ide baru yang kreatif. Pada variabel halangan organisasi, tidak dijumpai adanya struktur organisasi yang kaku. Kesimpulannya, implementasi nilai-nilai budaya (culture velue) berjalan efektif.

Implementasi nilai budaya membutuhkan komitmen pegawai yang selaras dengan tujuan organisasi, sekaligus membimbing karyawan untuk sharing dengan rekan kerja dalam menciptakan perilaku dan kondisi kerja yang sehat serta suasana kompetitif yang positif dan memudahkan munculnya spontanitas kreatifitas untuk menciptakan sesuatu yang baru, mengembangkan secara berkesinambungan sumber daya manusia yang dimiliki sampai mencapai tingkat potensi tertinggi mereka. Sehingga transformasi budaya kerja memiliki  karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Bass dan Avolio (1994), Avolio, Waldman, dan Yammarino (1991), yakni: (1) Individualized Consideration, (2) Intellectual Stimulation, (3) Inspiration-J Motivation, dan (4) Idealized Influence, dan mampu membangun perilaku manusia berbasis kultur organisasi pembelajar. Organisasi perlu terbuka dan rasa saling percaya terhadap gagasan dan pengetahuan baru melalui budaya knowledge sharing dan pembelajaran yang memfasilitasi dialog serta menghargai setiap pemikiran dan inovasi yang berpengaruh terhadap kinerja individu dan selanjutnya meningkatkan kinerja organisasi.

Dinas Pendapatan daerah Daerah Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu Dinas Penghasil, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang pendapatan daerah. Hal ini dituntut peningkatan kualitas SDM serta sistem kerjanya. Kebijakan pengembangan diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kinerja, pencapaian kepuasan pelanggan, memaksimalisasi nilai organisasi, pengembangan pola pikir inovatif serta perilaku kompetitif. Dalam upaya menerapkan aspek transparansi dalam setiap pengambilan keputusan, beberapa contoh telah dicapai oleh Dinas antara lain melalui pengembangan infrastruktur informasi berupa intranet dan knowledge management. Khusus untuk knowledge management, merupakan sarana karyawan dalam menyampaikan berbagai informasi berupa tulisan, ide-ide, atau gagasan sehingga informasi tersebut dapat diakses oleh setiap karyawan. Untuk ide-ide atau inovasi yang bagus dan dapat direalisasikan, akan diberikan penghargaan oleh manajemen

Kondisi organisasi yang sudah teratur sengan system yang ada, bisa mengendalikan organisasi secara baik, artinya tidak semata-mata karena individu seseorang, namun karena tata nilai yang telah dibangun melalui sistem organisasi yang relative mapan dan teratur, sehingga bergantinya seorang pegawai relative tidak mengganggu kinerja karyawan untuk bisa mencapai tujuan organisasi.

Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam kelompok, termasuk didalamnya sebuah organisasi pemerintahan, didalamnya pasti terjadi hubungan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam suatu system walaupun disadari bahwa kondisi di Indonesia factor kepegawaian punya peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena dengan kepegawaian itulah maka organisasi dapat menggerakkan bawahan atau karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

Keadaan yang demikian ini tentunya menuntut upaya penataan kembali serta pengembangan manajemen serta dibutuhkan seorang pegawai yang bisa menyesuaikan dengan cepat terhadap segala perubahan dan perkembangan teknologi yang begitu ketat serta perubahan lingkungan yang begitu tidak menentu.

Kebutuhan akan seorang pegawai yang handal dalam segala bidang memang sangat diidam-idamkan organisasi, apapun bentuk dan tujuan dari organisasi tersebut. Mengapa kebutuhan pegawai ini menjadi begitu urgen dalam sebuah organisasi. Thoha (1983 : 1) menyatakan suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal besar ditentukan oleh kepegawaiannya. Hal ini senada dengan pendapat Siagian (1989 : 28) yang menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar organisasi ditentukan oleh kualitas kepegawaian yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas mengendalikan organisasi itu.

Disamping kualitas kepegawaian yang harus dimiliki oleh seorang pegawai sebagaimana diungkapkan oleh Siagian tersebut, maka seorang pegawai harus bisa menyediakan sarana yang dibutuhkan, dan memberi peluang kesempatan berkembang bagi organisasi yang dipimpinnya, sehingga dalam upaya menjalankan fungsi kepegawaiannya dapat berhasil dengan baik. Tannenbaum dalam Dhanna (1994 : 99) menyatakan bahwa Kepegawaian dipandang sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi kearah tercapainya suatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.

Pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan dalam organisasi lebih diartikan sebagai nilai budaya. Sebagaimana dikatakan Dharma (1994 : 113) dalam memahami model Fiedler, cenderung kembali pada satu kontinum perilaku, yaitu perlaku yang berorientasi tugas dan perilaku yang berorientasi hubungan. Dua perilaku di atas sebagai representasi dari cara seseorang membawakan diri dan menarik untuk dikembangkan sebagai variabilitas pendukung karakter individu.

Siagian (1997 : 307) menyatakan bahwa pemeliharaan hubungan memerlukan komunikasi yang efektif. Terlepas dari besar kecilnya suatu organisasi, menyelenggarakan komunikasi secara terus mencrus merupakan suatu keharusan untuk membentuk perilaku yang konsisten, yang pada akhirnya akan membentuk nilai (velue) yang bisa diterima oleh orang lain. Dengan nilai tersebut membentuk keyakinan (belief) secara alami dan diterima oleh anggota organisasi tersebut.

Aktivitas sangat menekankan pentingnya komunikasi antar pribadi yang efektif. Pegawai menyediakan informasi yang harus dipahami mereka memberi perintah dan instruksi yang harus dipatuhi dan dipelajari dan mereka  berusaha mempengaruhi dan membujuk (yang, harus diterima dan dilakukan). Oleh karena itu cara berkomunikasi baik sebagai pengirim maupun sebagai penerima sangat penting untuk meningkatkan prestasi kerja (Gibson, Ivancevich dan Donnelly ; 1993 : 113 ).

Terkait dengan pendapat di atas maka cerminan perilaku konsisten yang diakomodir dalam budaya organisasi seseorang dapat mentransformasikan segala ide, gagasan yang inovatif bagi organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara menyeluruh yang dimanifestasikan sebagai prestasi kerja dari organisasi itu sendiri. Dari pola pikir inilah maka sangat menarik mengambil topik sebagai berikut  Pengaruh perilaku dan budaya kerja terhadap prestasi kerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Daerah Kabupaten Probolinggo

  Klik Download Untuk mendapatkan File Lengkap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Tesis Gratis

Cara Seo Blogger