BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat penting bagi manajer
karena melalui proses komunikasi itulah fungsi-fungsi manajerial, misalnya
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai. Proses
komunikasi memungkinkan para manajer sebuah organisasi untuk melaksanakan
tugas-tugasnya. Informasi harus dikomunikasikan kepada manajer agar mempunyai
dasar perencanaan. Rencana harus dikomunikasikan kepada pihak lain atau bawahan
agar dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam pengorganisasian,
manajer memerlukan komunikasi dengan para pegawai tentang penugasan jabatan.
Pengarahan mengharuskan manajer melakukan komunikasi dengan pegawainya agar
tujuan organisasi dapat dicapai. Komunikasi tertulis dan lisan merupakan esensi
pengawasan. Hal inilah pentingnya proses interaksi dan komunikasi dalam
organisasi sebagai peralatan manajemen yang dirancang untuk mencapai tujuan dan
bukan dinilai atas dasar hasil akhir komunikasi itu sendiri.
Timbul pertanyaan di sini, apakah yang dimaksud komunikasi? Handoko (2003:272)
menyatakan, “Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk
gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain”. Proses perpindahan
pengertian tersebut melibatkan lebih dari hanya sekedar kata-kata yang
digunakan untuk percakapan, tetapi juga melibatkan ekspresi wajah, intonasi,
artikulasi, dan lain-lain. Komunikasi sebagai suatu proses di mana seorang manajer
bermaksud memberikan pengertian berita secara simbolik, dapat menghubungkan
para anggota organisasi atau pegawai yang berbeda dan bidang pekerjaan yang
berbeda pula. Sistem komunikasi organisasi mencerminkan berbagai macam individu
pegawai dengan latar belakang, pendidikan, kepercayaan, kebudayaan, keadaan
jiwa, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Proses komunikasi bukan hanya terjadi
antara dua atau lebih individu, tetapi mencakup juga komunikasi antara orang
dengan mesin, bahkan mesin dengan mesin.
Dalam kegiatan operasi sebuah organisasi, misalnya
pengelolaan sumber daya manusia tidak terlepas dari masalah interaksi dan
komunikasi. Hal ini karena adanya kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang
tidak dapat hidup seorang diri tanpa bergaul dengan orang lain serta tidak
dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya seorang diri tanpa bergantung pada
orang lain. Ketidaklancaran dalam komunikasi dan interaksi membuat kerja sama
yang seharusnya terjalin dengan baik diantara pegawai menjadi terhambat. Hal
ini karena dengan proses komunikasi yang tidak baik dapat mengakibatkan semua
rencana, instruksi, petunjuk, saran, motivasi, dan sebagainya tidak dapat
direalisasi, pelaksanaan pekerjaan pegawai menjadi simpang siur dan kacau balau
sehingga tujuan organisasi kemungkinan besar tidak akan dapat dicapai sesuai
harapan.
Setiap organisasi baik itu organisasi swasta
maupun pemerintahan, misalnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pancoran
(selanjutnya ditulis KPP Pratama Jakarta Pancoran) hendaknya dapat melaksanakan
proses komunikasi yang baik dan efektif dalam kegiatan operasi organisasi. Melalui
proses komunikasi yang baik dan efektif akan tercipta jalinan pengertian bahwa komunikasi
yang disampaikan para manajer dapat diterima, mudah dimengerti, dan akhirnya
dilaksanakan pegawai sesuai dengan yang diinginkan manajer. Dalam konteks
pelaksanaan pekerjaan pegawai, melalui proses komunikasi yang baik berarti
semua rencana, instruksi, petunjuk, saran, dan motivasi yang disampaikan manajer
dapat diterima, mudah dimengerti, dan akhirnya dilaksanakan pegawai sesuai dengan
yang diinginkan manajer. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang
diinginkan manajer sehingga kemungkinan pegawai dapat mencapai hasil kerja secara
maksimal atau kinerja tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai.
Uraian di atas menunjukkan bahwa proses
komunikasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Melalui proses komunikasi yang baik,
pegawai dapat memahami semua rencana, instruksi, petunjuk, saran, dan motivasi
yang disampaikan manajer dan diimplementasikan dalam pekerjaannya sehingga dapat
menghasilkan kinerja tinggi. Memperhatikan uraian tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan komunikasi dan
kinerja pegawai dengan judul “Pengaruh
Komunikasi Formal dan Komunikasi Informal terhadap Kinerja Pegawai pada KPP
Pratama Jakarta Pancoran”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar